salju

Selasa, 09 Desember 2014

MEMAHAMI STRATEGI, PENDEKATAN, DAN METODE DALAM PEMBELAJARAN IPS MI

I.         PENDAHULUAN
Ilmu pengetahuan sosial merupakann integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial. Kurikulum pendidikan IPS tahun 1994 sebagaimana yang dikatakan oeh Hamid Hasan, merupakan fusi dari disiplin ilmu. Martoella mengatakan bahwa pembelajaran pendidikan IPS lebih menekankan pada aspek pendidikan dari pada transfer konsep, karena dalam pembelajaran pendidikan IPS mahasiswa diharapkan memperoleh pemahaman terhadap sejumlah konsep dan mengembangkan serta melatih niai, sikap, moral, dan keterampilannya berdasarkan konsep yang telah dimilikinya. Dengan demikian, pembelajaran pendidikan IPS harus diformulasikan pada aspek pendidikan.[1]
Dalam Kurikulum 2013, kegiatan pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan semua potensi yang dimiliki peserta didik agar mereka dapat memiliki kompetensi yang diharapkan melalui upaya menumbuhkan serta mengembangkan; sikap / attitude, pengetahuan / knowledge, dan keterampilan / skill. Karena itu, dibutuhkan suatu pendekatan, strategi, dan juga metode pembelajaran untuk mengoptimalkan proses dan hasil pembelajarannya.
Berikut ini, akan dipaparkan pendekatan, strategi, dan juga metode pembelajaran yang kiranya sesuai digunakan guru dalam pembelajaran IPS di Madrasah Ibtidaiyah.

II.      RUMUSAN MASALAH
A.    Apa tujuan pembelajaran IPS MI?
B.     Apa Pengertian Pendekatan, Strategi, dan Metode dalam Pembelajaran IPS MI?
C.     Pendekatan apasaja yang digunakan dalam Pembelajaran IPS MI?
D.    Apasaja jenis-jenis Strategi dalam Pembelajaran IPS MI?
E.     Metode apa yang digunakan dalam Pembelajaran IPS MI?

III.   PEMBAHASAN
A.    Tujuan Pembelajaran IPS
        Tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial ialah untuk mengembangakan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, serta terampil mengatasi masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya mapupun yang menimpa masyarakat. Tujuan tersebut dapat tercapai manakala program pembelajaran IPS di sekolah dapat diorganisasikan secara baik. Dari rumusan tersebut dapat dirinci sebagai berikut:
1.      Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungannya melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan kebudayaan masyarakat.
2.      Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial.
3.      Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir, serta menbuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di masyarakat.
4.      Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial, serta mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil tindakan yang tepat.
5.      Mampu mengembangkan berbagan potensi sehingga mampu membangun diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung jawab membangun masyarakat.
6.      Memotivasi seseorang untuk bertindak berdasarkan moral.
7.      Fasilitator di dalam suatu lingkungan yang terbuka dan tidak bersifat menghakimi.
8.      Mempersiapkann siswa menjadi warga Negara yang baik dalam kehidupannya dan mengembangkan kemeampuan siswa menggunakan penalaran dalam mengambil keputusan pada setiap persoalan yang dihadapinya.
9.      Menekankan perasaan, emosi, dan derajat penerimaan atau penolakan siswa terhadap materi pembelajaran IPS yang diberikan.[2]

B.        Pengertian Pendekatan, Strategi, dan Metode dalam Pembelajaran IPS MI
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indoesia (KBBI), pengertian pendekatan adalah (1) proses, perbuatan, cara mendekati; (2) usaha dalam rangka aktivitas pengamatan untuk mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti, metode-metode untuk mencapai pengertian masalah pengamatan. Adapun pengertian pendekatan pembelajaran antara lain sebagai berikut:
1.        Perspektif (sudut pandang; pandangan) teori yang dapat digunakan sebagai landasan dalam memilih model, metode, dan teknik pembelajaran.
2.        Suatu proses atau perbuatan yang digunakan guru untuk menyajikan bahan pelajaran.
3.        Sebagai titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu.[3]

Pendekatan dalam pembelajaran IPS MI merupakan dasar-dasar dalam melaksanakan proses belajar-mengajar matapelajaran IPS di MI. Pendekatan ini akan dibahas lebih lanjut dengan mengacu pada pembelajaran IPS sebagai pendidikan global yang mengitregasikan beberapa mata pelajaran.
Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Strategi pembelajaran juga merupakan suatu seni dan ilmu untuk membawa pembelajaran sedemikian rupa sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan efektif dan efisien.[4]
Menurut Kosasih Djahiri dan Somara ( 1980:10 ) , strategi belajar mengajar adalah perencanaan pengajaran dari seorang guru tentang cara pengajaran akan dibawakannya. Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Raka Joni yang berpendapat bahwa yang dimaksud strategi belajar mengajar adalah pola umum perbuatan guru didalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar.[5] 
Metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan oleh guru/ siswa dalam memperoleh informasi yag berupa fakta, data, dan konsep pada proses pembelajaran yang mungkin terjadi dalam suatu strategi pembelajaran.[6]
Dalam suatu proses pembelajaran, erat kaitannya antara pendekatan, strategi, metode, dan juga media yang digunakan untuk mencapi tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.  Oleh karena itu, seorang guru harus berpandai-pandai memilih dan memilah metode, srtategi dan pendekatan dalam penerapannya saat pembelajaran. Selain itu, ada banyak jenis strategi dan metode pembelajaran, sehingga guru harus berkreatifitas untuk mengkombinasikannya agar proses pembelajaran tidak terkesan membosankan. Karena pada hakikatnya, setiap metode dan strategi memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

C.    Pendekatan dalam Pembelajaran IPS MI
Sebagai implementasi Kurikulum 2013, dalam suatu proses pembelajaran menggunakan “pendekatan saintifik”, yaitu proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik aktif mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan  mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemulkan. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung informasi searah dari guru.[7]
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1.    Berpusat pada siswa
2.    Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip.
3.    Melibatkan prosses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya  keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.
4.    Dapat mengembangkan karakter siswa.

Adapun tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan pada keunggulan pendekatan tersebut, yaitu:
1.    Untuk meningkatkan kemampuan intelak, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.
2.    Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik.
3.    Terciptanya kondisi pembelajaran di mana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan.
4.    Diperolehnya hasil belajar yang tinggi.
5.    Untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide.
6.    Untuk mengembangkan karakter siswa.
Beberapa prinsip pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:
1.    Pembelajaran berpusat pada siswa.
2.    Pembelajaran membentuk students self concept.
3.    Pembelajaran terhindar dari verbalisme.
4.    Pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip.
5.    Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir siswa.
6.    Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar guru.
7.    Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam berkomunikasi.
8.    Adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya.
Langkah-langkah pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 meliputi: menggali informasi melalui observing / pengamatan, questioning / bertanya, experimenting / percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, associating / menalar, kemudian menyimpulkan, dan menciptakan serta membentuk jaringan / networking. [8]
Kegiatan
Aktivitas Belajar
Mengamati (observing)
Melihat, mengamati, membaca, mendengar, menyimak (tanpa dan dengan alat).
Menanya (questionig)
Mengajukan pertanyaan dari yang faktual sampai yang bersifat hipotesis; diawali dengan bimbingan guru sampai dengan mandiri (menjadi suatu kebiasaan).
Pengumpulan data (experimenting)
Menentukan data yang diperlukan dari pertanyaan yang diajukan, menentukan sumber data (benda, dokumen, buku, eksperimen), mengumpulkan data.
Mengasosiasi (associating)
Menganalisis data dalam bentuk kategori, menentukan hubungan data / kategori, mengumpulkan dari hasil analisis data.
Mengomunikasikan
Menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, diagram, bagan, gambar atau media lainnya.

D.    Strategi Pembelajaran IPS MI
Terdapat beberapa strategi yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPS MI, yaitu:
1.      Strategi Urutan Penyampaian Suksesif
Jika guru harus menyampaikan materi pembelajaran lebih dari satu, maka menurut strategi urutan penyampaian suksesif, sebuah materi satu demi satu disajikan secara mendalam kemudian secara berututan menyajikan materiberikutnya secara mendalam pula. Contoh yang sama, misalnya guru akan mengajarkan materi nasionalisme. Pertama-tama guru menyajikan pengertian nasionalisme, setelah pengertian disajikan secara mendalam, baru kemudian menyajikan contoh-contoh perilaku yang bersifat nasionalisme.
2.      Strategi Penyampaian Fakta
Jika guru harus menyajikan materi pembelajaran termasuk jenis fakta, strategi yang tepat untuk mengajarkan materi tersebut adalah sebagai berikut. Pertama, sajikan materi fakta dengan lisan, tulisan atau gambar. Kemudian berikan bantuan kepada siswa untk menghafal. Bantuan diberikan dalam bentuk penyampaian secara bermakna, menggunakan jembatan ingatan, jembatan keledai, dan asosiasi berpasangan.
3.      Strategi Penyampaian Konsep
Materi pembelajaran jenis konsep adalah materi berupa definisi, atau pengertian. Tujuan mempelajari konsep adalah agar siswa paham dapat menunjukkan cirri-ciri, unsure, membedakan, membandingkan, dan sebagainya. Langkah-langkah mengajarkan konsep:
a.       Menyajikan konsep
b.      Pemberian bantuan
c.       Pemberian latihan
d.      Pemberian umpan balik
e.       Pemberian tes
4.      Strategi Penyampaian Materi Pembelajaran Prinsip
Yang termasuk materi pembelajaran jenis prinsip adalah dalil, rumus, hukum, dan teori.
Langkah-langkah mengajarkan atau menyampaikan materi pembelajaran jenis prinsip adalah: (a) sajikan prinsip oleh siswa hasil penelusuran di perpustakaan lewat penugasan, (b) berikan bantuan berupacontoh penerapan prinsip dalam kehidupan sehari-hari, (c) berikan soal-soal latihan, (d) berikan umpan balik, dan (e) berikan tes atau penilaian praktek.
5.      Strategi penyampaian prosedur
Tujuan mempelajari prosedur adalah agar siswa dapat melakukan atau mempraktikkan prosedur tersebut, bukan sekedar paham atau hafal. Termasuk materi pembelajaran jenis prosedur adalah langkah-langkah mengerjakan suatu tugas secara urut.
Langkah-langkah mengerjakan prosedur meliputi:
a)      Menyajikan prosedur
b)      Pemberian bantuan dengan jalan mendemonstrasikan bagaimana cara melaksanakan prosedur.
c)      Memberikan latihan (praktik)
d)     Memberikan umpan balik
e)      Memberikan tes.
6.      Strategi Mengajarkan/Menyampaikan Materi Aspek Sikap (Afektif)
Termasuk materi pembelajaran aspek sikap (afektif) adalah pemebrian respon, penerimaan suatu nilai, internalisasi, dan penilaian.[9]
7.      Strategi pembelajaran inkuiri
Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani yaitu heuriskein yang berarti saya menemukan. Strategi pembelajaran inkuiri menekankan pada proses mencari dan menemukan. Materi tidak diberikan secara langsung. Peran peserta didik dalam strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan  guru berperan sebagai  fasilitator dan pembimbing peserta untuk belajar.
8.      Strategi pembelajaran ekspositori
Merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok peserta didik dengan maksud agar peserta didik dapat menguasai materi secara opotimal. Dalam strategi ini materi pelajaran disampaikan langsung oleh guru. Peserta didik tidak dituntut untuk menemukan materi itu. Materi pelajaran seakan-akan sudah jadi. Karena strategi ekspositori lebih menekankan pada proses bertutur, maka sering juga disebut strategi “chalk and talk”.[10]
Sedangkan Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses pembelajaran, yaitu proses pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Strategi Pembelajaran Langsung (Direct Intruction) merupakan strategi pembelajaran yang kadar berpusat pada gurunya paling tinggi, dan paling sering digunakan. Proses pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan keterampilan langsung atau yang disebut intructional effect. Strategi pembelajaran tidak langsung (Indirect Intruction) merupakan proses pembelajaran yang berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap. Dalam hal ini, peran guru beralih dari penceramah menjadi fasilitator, pendukung, dan sumber personal (resorce person).
Baik pembelajaran langsung maupun pembelajaran tidak langsung terjadi secara terintregasi dan tidak terpisah. Pembelajaran langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkur KD dari KI-3 dan KI-4, sedangkan pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD dari KI-1 dan KI-2.[11]
Dari dua strategi terbut, terdapat strategi-strategi lain yang menginduk di dalamnya dan relevan digunakan dalam pembelajaran IPS di MI sesuai dengan jenis materi yang akan diajarkan, yaitu:
1.      Everyone is a teacher here (setiap peserta didik adalah guru)
2.      Active debate (debat aktif) di antara siswa
3.      Index card match (mencari pasangan kartu tanya jawab)
4.      Role play (bermain peran) di bawah bimbingan guru
5.      Jigsaw learning (belajar melalui tukar delegasi antarkelompok)
6.      Reading guide (membaca terarah)
7.      The power of two & four (menggabungkan dua atau empat kekuatan)
8.      Card short (menyortir kartu)
9.      Gallery walk (pameran berjalan)[12], dll

E.     Metode pembelajaran IPS MI
Guru perlu memberikan pengajaran secara menarik agar siswa / peserta didik bergairah untuk menjalankan proses belajarnya. Untuk itu, guru perlu menggunakan metode pengajaran yang variatif dan sesuai kebutuhan, sehingga proses pembelajaran tidak berjalan kaku, searah dan membosankan.
Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Berikut beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran agar pencapaian ketuntasan belajar lebih efektif dan efisien.
1.    Metode ceramah
Metode ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Metode ceramah merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran ekspositori. Metode ini senantiasa bagus bila penggunaannya betul-betul disiapkan dengan baik, didukung alat dan media serta memperhatikan batas-batas kemungkinan penggunaannya. Metode ceramah merupakan metode yang sampai saat ini sering digunakan oleh setiap guru atau instruktur. Hal ini selain disebabkan oleh beberapa pertimbangan tertentu, juga adanya faktor kebiasaan baik dari guru ataupun peserta didik. Guru biasanya belum merasa puas manakala dalam prosese pengelolaan pembelajaran tidak melakukan ceramah. Demikian juga dengan peserta didik, mereka akan belajar manakala ada guru yang memberikan materi pelajaran melalui ceramah, sehingga ada guru yang berceramah berarti ada proses belajar dan tidak ada guru berarti tidak ada belajar.
2.    Metode demonstrasi
Demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif, sebab membantu peserta didik untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri.
Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada peserta didik tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau sekedar tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran peserta didk hanya sekedar memperhatikan., akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret.
3.    Metode diskusi
Diskusi adalah suatu proses pertemuan dua atau lebih individu yang berinteraksi secara verbal dan saling berhadapan muka mengenai tujuan atau sasaran yang sudah tertentu melalui cara tukar-menukar informasi, mempertahankan pendapat, atau pemecahan masalah. Metode diskusi merupakan salah satu metode yang diturunkan dari strategi pembelajaran partisipatif. 
Secara umum ada dua jenis diskusi yang biasa dilakukan dalam proses pembelajaran. Pertama, diskusi kelompok. Diskusi ini dinamakan juga diskusi kelas. Pada diskusi ini permasalahan yang disajikan oleh guru dipecahkan oleh kelas secara keseluruhan. Pengatur jalannya diskusi adalah guru. Kedua, diskusi kelompok kecil. Pada diskusi ini peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari tiga sampai tujuh orang. Proses pelaksanaan diskusi ini dimulai dari guru menyajikan masalah dengan beberapa submasalah. Setiap kelompok memecahkan submasalah yang disampaikan guru. Proses diskusi diakhiri dengan laporan setiap kelompok.
4.    Metode simulasi
Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau perbuat seakan-akan. Metode simulasi merupakan salah satu metode yang diturunkan dari strategi pembelajaran bermain peran (Role playing).
Sebagai metode pengajaran, simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Simulasi dapat digunakan sebagai metode mengajar dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan secara langsung pada objek yang sebenarnya. 
5.    Metode tugas dan resitasi
Metode tugas dan resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah, tetapi lebih luas dari itu. Tugas dan resitasi merangsang anak untuk aktif belajar baik secara individu atau kelompok. Tugas dan resitasi bisa dilaksanakan dirumah, disekolah, di perpustakaan dan tempat lainnya. Jenis-jenis tugas sangat banyak tergantung pada tujuan yang akan dicapai, seperti tugas meneliti, menyusun laporan, da tugas dilaboratorium. Metode tugas dan resitasi merupakan implementasi dari beberapa strategi pembelajaran tergantung kepada jenis tugas yang diberikan guru kepada peserta didiknya, sehingga dalam tugas tertentu bisa masuk dalam strategi belajar tuntas, strategi pembelajaran inquiri, maupun strategi pembelajaran dengan modul.
6.    Metode tanya jawab
Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan peserta didik. Guru bertanya peserta didik menjawab atau peserta didik bertanya guru menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung antar guru. Metode tanya jawab merupakan salah satu dari implementasi strategipembelajaran partisipatif (Partisipative Teaching and Learning) dan atau strategi pembelajaran ekspositori.
7.    Metode kerja kelompok
Metode kerja kelompok atau bekerja dalam situasi kelompok mengandung pengertian bahwa peserta didik dalam satu kelas dipandang sebagai satu kesatuan (kelompok) tersendiri ataupun dibagi atas kelompok-kelompok kecil (sub-sub kelompok). Metode kerja kelompok merupakan implementasi dari salah satu dan atau gabungan dari beberapa strategi pembelajaran antara lain: pembelajaran kontekstual, bermain peran, dan pembelajaran partisipatif.
8.    Metode problem solving
Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan. Metode problem solving merupakan implementasi dari salah satu dan atau gabungan dari beberapa strategi pembelajaran antara lain: pembelajaran kontekstual, bermain peran, pembelajaran partisipatif, maupun strategi pembelajaran inkuiri.
9.    Metode sistem regu (team teaching)
Team Teaching pada dasarnya ialah metode pengajaran dua orang guru atau lebih bekerja sama mengajar sebuah kelompok peserta didik, jadi kelas dihadapi beberapa guru. Selain regu banyak macamnya, sebab untuk satu regu tidak senantiasa guru secara formal saja, tetapi dapat melibatkan orang luar yang dianggap perlu sesuai dengan keahlian yang dibutuhkan. Metode team teaching merupakan implementasi dari salah satu dan atau gabungan dari beberapa strategi pembelajaran: bermain peran, pembelajaran partisipatif, maupun strategi pembelajaran ekspositori.
10.    Metode latihan (Drill)
Metode latihan (Drill) pada umumnya digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan dari apa yang dipelajari. Metode latihan merupakan implementasi dari salah satu atau gabungan dari beberapa strategi antara lain: bermain peran, pembelajaran partisipasif, belajar tuntas , pembelajaran dengan modul, maupun strategi pembelajaran ekpositori.
11.    Metode karyawisata
Karyawisata dalam arti metode pembelajaran mempunyai arti tersendiri, berbeda dengan karya wisata dalam arti umum. Karyawisata di sini berarti kunjungan keluar kelas dalam rangka belajar. Metode karyawisata merupakan implementasi dari salah satu dan atau gabungan dari beberapa strategi pembelajaran antara lain: pembelajaran kontekstual, bermain peran, pembelajaran partisipatif, belajar tuntas, maupun strategi pembelajaran inkuiri.[13]

IV.   KESIMPULAN
Tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial ialah untuk mengembangakan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat. Tujuan tersebut dapat tercapai manakala program pembelajaran IPS di sekolah dapat diorganisasikan secara baik.
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indoesia (KBBI), pengertian pendekatan adalah (1) proses, perbuatan, cara mendekati; (2) usaha dalam rangka aktivitas pengamatan untuk mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti, metode-metode untuk mencapai pengertian masalah pengamatan. Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan oleh guru/ siswa dalam memperoleh informasi yag berupa fakta, data, dan konsep pada proses pembelajaran yang mungkin terjadi dalam suatu strategi pembelajaran. Sebagai implementasi Kurikulum 2013, dalam suatu proses pembelajaran menggunakan “pendekatan saintifik”.
Adapun strategi yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPS MI, yaitu: Strategi Urutan Penyampaian Suksesif, Strategi Penyampaian Fakta, Strategi Penyampaian Konsep, Strategi Penyampaian, Materi Pembelajaran, Strategi penyampaian prosedur, Strategi Mengajarkan/Menyampaikan Materi Aspek Sikap (Afektif), Strategi pembelajaran inkuiri, Strategi pembelajaran ekspositori.
Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal.  Seperti contoh: Metode ceramah, Metode demonstrasi,Metode diskusi, Metode simulasi, Metode tugas dan resitasi, Metode tanya jawab, Metode kerja kelompok, Metode problem solving, Metode sistem regu (team teaching), Metode latihan (Drill), Metode karyawisata.

V.      PENUTUP
Demikian makalah yang kami sampaikan. Dengan harapan semoga dapat bermanfaat bagi semua pihak. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu kritik dan saran sangat diperlukan demi kemaslahatan kita semua. Dan semoga kita bisa mengambil hikmahnya.



[1] Trianto, M.Pd, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), hlm. 172
[2] Trianto, M.Pd, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), hlm. 176-177
[3] Dr. M. Hosnan, Dipl.Ed., M.Pd, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2014), hlm. 32
[4] Dr. M. Hosnan, Dipl.Ed., M.Pd, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2014), hlm. 183
[5] Agung Eko Purwana dkk, Pembelajaran IPS MI Edisi Pertama, (Surabaya: Aprinta, 2009),  hlm 9-11
[6] Murtadho, dkk, Pembelajaran PKn MI, (Surabaya: Aprinta 2009), hlm. 7
[7] Dr. M. Hosnan, Dipl.Ed., M.Pd, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2014). Hlm.34
[8] Dr. M. Hosnan, Dipl.Ed., M.Pd, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2014), hlm. 36-38
[9]   Trianto, M.Pd, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010). Hlm. 184-187
[10] Mulyono, Strategi Pembelajaran menuju Evektifitas Pembelajaran di Abad Global, (Malang: UIN Maliki Press, 2012), hlm. 75
[11] Dr. M. Hosnan, Dipl.Ed., M.Pd, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2014), hlm.185
[12] Dr. M. Hosnan, Dipl.Ed., M.Pd, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2014), hlm.220
[13]Mulyono, Strategi Pembelajaran, (Malang: UIN-MALIKI PRESS, 2012), hlm. 82-112

Tidak ada komentar:

Posting Komentar