salju

Rabu, 26 November 2014

Peradaban di masa Umar bin Abdul Aziz

                                   Peradaban Islam di masa Umar bin Abdul  Aziz

MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah:  Sejarah Peradaban Islam
Dosen Pengampu: H. Mat Solikin, M.Ag


Description: Description: logo



Disusun Oleh:
1.      Alfi Hidayah                        (123911030)
2.      Alfi Nur Santi                      (123911031)



FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2014
       I.            PENDAHULUAN
Memasuki babak dan lembaran baru yang indah dari gelombang-gelombang sejarah yang beralun-alun di pantai sejarah Islam itu menuju cita-cita Islam yang luhur, agung dan mulia, yaitu ‘Izzul wal Muslimin ( kejayaan Islam dan kaum Muslimin ). Suatu mata rantai sejarah yang kait -  berkait dengan kepribadian seorang manusia yang saleh dan taqwa yang memainkan peranan yang amat penting dalam lakon sejarah itu, Umar bin Abdil Aziz.
Ia datang tepat pada waktunya pada zaman kurun kekuasaan Bani Umayyah yang ricuh, bagaikan bintang yang muncul berkelip kelip di langit cakrawala yang gelap gelita diselimuti awan kezaliman yang tebal bergumpal- gumpal itu. Ia datang sebagai penyelamat yang akan mencoba menyelamatkan umat yang telah dan sedang mengalami tindasan berpuluh-puluh tahun lamanya berada dibawah telapak kaki penguasa – penguasa yang mabuk kekuasaan . Ia datang sebagai pemimpin dan da’i yang mengajak dan menyeru kaum Muslimin supaya kembali menghayati kemurnian ajaran Islam dan petunjuk sebagaimana yang diajarkan oleh Rasul Tuhan, Muhammad saw. Karenanya , maka adalah menarik hati untuk mengetahui sejarah pribadi dan identitas tokoh yang terhormat ini dengan seksama.[1]

    II.            RUMUSAN MASALAH
A.    Bagaimana biografi Umar bin Abdil Aziz ?
B.     Bagaimana kedaan pemerintah pada masa Umar bin Abdil Aziz ?
C.     Apa saja perdaban pada masa Umar bin Abdil Aziz ?
 III.            PEMBAHASAN
A.    Biografi Umar bin Abdil Aziz
Umar bin Abdil Aziz nama lengkapnya adalah Abu Hafsah Umar bin Abdil Aziz bin Marwan bin Hakam Ibnul ‘ Ash bin Umaiyah bin Abdi Syams. Ibunya bernama Laila Ummi Ashim binti Ashim bin Umar bin Khattab, khalifah Islam yang kedua. Jelaslah dengan demikian, bahwa dari pihak ayahnya , ia adalah keturunan bangsawan Bani Umaiyah dan dari pihak ibunya bersambung dengan orang besar Islam yang amat terkenal, Umar bin Khattab yang hebat itu.
Umar bin Abdul Aziz adalah seorang putera Syiria yang dilahirkan di kota Suci Madinah pada tahun 61 H, dan ada pula yang mengatakan pada tahun 63 H, yakni pada tahun tentara Yazid menyerbu negeri itu dibawah pimpinan panglimanya Muslim bin Uqbah dengan kekuatan 12.000 serdadu untuk memadamkan pemberontakan rakyat di negeri itu. Pada saat rusuh dan kacau balau itulah Umar bin Abdil Aziz dilahirkan kedunia sebagai isyarat , bahwa bayi yang baru lahir itulah kemudiannya yang akan dapat membawa kerukunan dan perdamaian bagi negeri yang diamuk bencana itu.
Tatkala ia besar , ayahnya berangkat ke Mesir memangku Jabatan Amir atau Gubernur di negeri itu.  Kemudian tak lama datanglah surat Abdul Aziz, Gubernur Mesir yang baru itu kepada isterinya supaya menyusul dengan menyertakan anaknya Umar bin Abdil Aziz. Ibunya berunding tentang itu dengan Abdullah bin Umar sekaligus meminta pendapatnya tentang surat suaminya itu. Abdullah bin Umar menjawab : “ Dia itu kan suamimu, berangkatlah memenuhi panggilannya kesana, wahai anak saudaraku !” dan ketika Ummu ‘ Ashim mau keluar rumah, Abdullah berkata kepadanya :          “ Tinggalkanlah anak muda ini bersama kami, karena dialah diantara kita yang lebih menyerupai ahlul bait, keluarga suci rumah tangga Rasulullah.
Ummu Ashim tidak menolak permintaan itu, dan tinggallah ia di Madinah dengan nenenknya Abdullah bin Umar bin Khattab.  Tatkala Ummu Ashim berada di Mesir, maka disampaikanyalah kata-kata Abdullah bin Umar itu kepada suaminya, Abdul Aziz dan beliau pun gembira mendengarkan hal itu. [2]
Di kala ummat Islam sedang menikmati kebahagiaan hidup bermandikan cahaya kebenaran dan keadilan dibawah naungan seorang kepala negara yang zahid , maka dengan diam- diam seorang pengkhianatan dan penjahat bergerak untuk membinasakn orang shaleh yang sedang harum semerbak namanya itu. Penjahat yang ingin mematikannya dengan cara pengecut dari belakang karena tidak berani menghadapinya berhadapan dari depan.

 Demikianlah nasib khalifah Umar bin Abdil Aziz yang telah dibunuh oleh racun yang sangat berbisa yang diberikan oleh lawan politiknya melalui seorang khadam yang menghidangkan makanan kepadanya. Bahwasanya khalifah Umar bin Abdil Aziz yang sebenarnya menjadi kebnaggaan bagi Bani Umayyah yang telah dibunuh oleh kaumnya sendiri itu. Kaum feodal Bani Marwan ( Umaiyyah ) telah menaruh dendam kepadanya, karena mereka telah dikurangi kemewahan mereka yang bias mereka menikmati selama ini dan tidak mau hidup sama rata dan sama adil bersama rakyat umum. Tetapi namun demikian , beliau khalifah yang alim penuh tawakal itu tidak menaruh gentar dan tidak menyesal sedikit pun atas pembalasan yang bodoh dari kaumnya. [3]
Sebagai seorang Wali Allah yang keramat, beliau tahu siapa yang berbuat demikian dan tahu pula kapan dan dimana racun dibubuhkan ke dalam makanan. Demikian cepat racun itu bekerja merenggut nyawanya, dan beliau tidak menghalanginya dengan memakan obat anti racun apapun sehingga beliau begitu cepat pergi meninggalkan ummat yang sedang di bina  dan dibimbingnya bersama-sama berjalan dalam jalur Illahi menuju ridha Tuhan. Dimana tampaknya beliau sampai tidak berusaha menyembuhkan dirinya dari serangan racun yang ganas itu, seolah-olah racun itu baginya merupakan jembatan penghubung antara dia dengan kekasih yang selama ini dicintai dan dirindunya dalam suka dan duka, yakni Allah SWT., atau dipandangnya sebagai isyarat baginya untuk mempersiaapkan diri memenuhi panggilan kekasihnya itu. [4]
B.     Pemerintahan pada masa Umar bin Abdil Aziz
Umar bin Abdil Aziz bergelar al-Khalifah as Saleh ( khalifah yang saleh ). Umar mendapat pendidikan di Madinah dari paman ibunya., Abdullah   ibn Umar yang termasyhur. Madinah , yang pada waktu itu menjadi pusat ilmu umat di dunia islam, sangat membantu membentuk gaya hidupnya yang sangat lain dari para khalifah Umayyah lainnya. Ia menetap di Madinah sampai ayahnya meninggal pada tahun 704 Masehi.
Pada tahun itu pula ia dipanggil menghadap pamannya khalifah Abdul Malik, dan dikawinkan dengan putrinya, Fatima. Umar diangkat menjadi gubernur Madinah pada tahun 706 M .
Umar bin Abdil Azziz adalah khalifah Umayyah yang masyhur. Kerajaannya membentang dari tepi laut Atlantik sampai ke dataran tinggi di Pamir. Pemerintahan Umar bin Abdil Aziz , kendati tidak berlangsung lama, seperti oasis di gurun pasir yang luas. Pemerintahannya adalah yang paling baik selama 91 tahun kekhalifahan Umayyah. Berjalan singkat , namun telah mengubah pandangan terhadap negara. Pemerintahannya menumbuhkan kembali kekuatan demokratis .
Tidak seperti gubernur-gubernur otokratis lainnya, ia segera tiba di Madinah membentuk sebuah dewan penasehat , terdiri dari sepuluh ahli hukum kenamaan dan tokoh-tokoh terkemuka di kota suci itu. Dalam menjalankan pemerintahannya, Umar berkonsultasi dengan dewan tersebut. Ia memberi kuasa kepada Dewan untuk mengawasi tindak tanduk bawahannya. Tindakan ini mendapat sambutan dan duungan besar dari penduduk Madinah . Selama dua tahun sebagai gubernur Madinah , ia memperbaiki dan memperbesar Masjid Nabi, serta memperindah kota suci dengan bangunan-bangunan umum. Ia membangun ratusan terowongan air baru, dan memperbaiki  jalan-jalan luar kota yang menuju Madinah.
Pemerintahannya yang patriotis dan adiL menarik banyak kaum pengungsi dari Iran, yang mengeluh ditindas oleh Hajjaj bin Yusuf. Terangkatnya dia ke puncak kekuasaan didahului oleh penghargaan khalifah Umayyah terdahulu, Sulaiman ibn Abdil Malik, yang sangat menghormati Umar bin abdul Aziz. Sulaiman kemudian mengangkat Umar menjadi penggantinya .Ini terjadi menjelang wafatnya Sulaiman , dengan penyerahan jubah kekhalifahannya kepada calon penggantinya itu yang sebenarnya agak segan menerimanya.  . Bagaikan rakyat biasa, ia lebih suka tinggal disebuah tenda kecil dan menyerahkan istana raja untuk didiamai keluarga Sulaiman. Memerintahkan kuda – kuda di istana dilelang dan uangnya disimpan di Baitul Mal. [5]
Bahkan setelah menjadi Khalifah, terjadi sebuah perubahan yang sangat drastis pada dirinya. Dia meninggalkan semua cara hidup bermewah- mewahan dan menjadi seorang zahid dan abid. Dia selalu memperlakuakan cara hidup yang ketat terhadap diri dan keluarganya. Umar bin Abdil Aziz mengembalikan semua harta yang ada pada dirinya ke Baitul Mal. Demikian pula dengan berlian dan harta yang ada pada istrinya dikembalikan ke Baitul Mal. Dia mengharamkan atas dirinya untuk mengambil sesuatu pun dari Baitul Mal. Masa pemerintahannya diwarnai dengan banyak reformasi dan perbaikan . Dia banyak menghidupkan dan memperbaiki tanah –tanah yang tidak produktif, menggali sumur – sumur baru, dan membangun masjid- masjid. Dia mendistribusikan sedekah dan zakat dengan cara yang benar hingga kemiskinan tidak ada lagi di zamannya. Berkat ketakwaan dan kesalehannya, dia dianggap sebagai salah seorang Khulafaur Rasyidin.
Terjadi penaklukkan di masa pemerintahannya, dimana pengepungan Konstantinopel terhenti dan dia mememrintahkan pasukan Islam di tarik mundur. Bahkan sangat sedikit terjadi perang di masa pemerintahan Umar. Dakwah Islam marak dengan menggunakan nasihat yang penuh hikmah sehingga banyak orang yang masuk Islam.
Masa pemerintahan Umar bin Abdil Aziz terhitung pendek. Pada masa pemerintahannya tidak terjadi konflik internal yang menonjol, sampai-sampai orang- orang Khawarij menghentikan semua gerakan revolusionernya dan mendatangi Umar untuk melakukan dialog terbuka. Bahkan , banyak diantara mereka yang kembali ke jalan yang benar bersama Umar bin Abdil Aziz.[6]
C.     Peradaban pada masa Umar bin Abdil Aziz
Pada masa pemerintahan khalifah Umar bin Abdil Aziz (717 – 720 M) , ketika dinobatkan sebagai khalifah dia menyatakan bahwa memperbaiki dan meningkatkan negeri yang berada dalam wilayah Islam lebih baik dari pada menambah perluasannya. Ini berarti bahan prioritas utama adalah pembangunan dalam negeri. Meskipun masa pemerintahannya singkat, dia berhasil menjalin hubungan baik dengan golongan Syi’ah.
Dia juga memberi kebebasan kepada penganut agama lain untuk beribadah sesuai dengan keyakinan dan kepercayaannya. Pajak diperingan, kedudukan mawali disejarakan dengan muslim arab. [7]
Selain itu,  Umar bin Abdul Aziz adalah khalifah yang mempelopori penulisan  hadis. Beliau memerintahkan kepada Abu Bakar ibn Muhammad ibn Amr ibn Hajm , gubernur Madinah untuk menuliskan hadis yang ada dalam hafalan – hafalan penghafal hadis.  Atas perintah khalifah, pengumpulan hadis dilakukan ulama’. Diantaranya adalah Abu Bakar Muhammad Ibn Muslim ibn Ubaidillah ibn Syihab az-zuhri ( guru imam malik ). [8]
Baitul Mal ( pusat perbendaharaan negara ) adalah milik semua rakyat negara. Kaum Umayyad sebelum Umar bin Abdul Aziz telah mencuri kekayaannya, dengan menggunakan barang- barang hadiah dan uang yang disimpan didalamnya untuk kepentingan mereka sendiri.  Sebagai kelas yang diistimewakan, mereka menarik sejumlah uang dan gaji yang besr dari padanya,. Sumber- sumber pendapatan negara dicampur adukkan dan dipakai secara tidak bertanggung jawab. tidak ada pula norma- norma atau peraturan –peraturan yang dijadikan pegangan . keuangan negara menjadi sanagt kacau  karenanya, Khalifah merevisi ( merombak ) keseluruhan tata administrasi keuangan , menghentikan pemberian bayaran-bayaran. Dan hadiah – hadiah kepada orang – orang yang tidak berhak maupun kaum parasit. Seperti khalifah- khalifah lainnya, ia meletakkan pos- pos pemasukan pengeluaran di bawah hukum Syari’ah. [9]

 IV.            KESIMPULAN
Umar bin Abdul Aziz adalah seorang putera Syiria yang dilahirkan di kota Suci Madinah pada tahun 61 H. Dari pihak ayahnya , ia adalah keturunan bangsawan Bani Umaiyah dan dari pihak ibunya bersambung dengan orang besar Islam yang amat terkenal, Umar bin Khattab yang hebat itu.

Umar bin Abdil Azziz adalah khalifah Umayyah yang masyhur. Pemerintahannya berjalan singkat, namun telah mengubah pandangan terhadap negara. Pemerintahannya menumbuhkan kembali kekuatan demokratis . Masa pemerintahannya diwarnai dengan banyak reformasi dan perbaikan . Dia banyak menghidupkan dan memperbaiki tanah –tanah yang tidak produktif, menggali sumur – sumur baru, dan membangun masjid- masjid. Dia mendistribusikan sedekah dan zakat dengan cara yang benar hingga kemiskinan tidak ada lagi di zamannya. Berkat ketakwaan dan kesalehannya, dia dianggap sebagai salah seorang Khulafaur Rasyidin.
ketika dinobatkan sebagai khalifah dia menyatakan bahwa memperbaiki dan meningkatkan negeri yang berada dalam wilayah Islam lebih baik dari pada menambah perluasannya. Ini berarti bahan prioritas utama adalah pembangunan dalam negeri.. Dia juga memberi kebebasan kepada penganut agama lain untuk beribadah sesuai dengan keyakinan dan kepercayaannya. Pajak diperingan, kedudukan mawali disejarakan dengan muslim arab.
    V.            PENUTUP
Demikian yang dapat penulis sampaikan tentang peradaban Islam di masa Umar bin Abdil Aziz. Penulis menyadari bahwa dalam menyajikan makalah ini sangatlah jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik serta saran yang membangun sangatlah penulis harapkan demi kebaikan bersama. Penulis mengucapkan banyak terima kasih atas segala perhatian beserta partisipasinya dan mohon maaf atas segala kekurangannya. Semoga apa yang kita pelajari dan kita dapatkan kali ini bermanfaat dan mendapat ridlo beserta berkah dari Allah. Amin




[1] Firdaus , Kepemimpinan Khalifah Umar bin Abdil Aziz, ( Jakarta : CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1988 ) , hlm. 52
[2] Firdaus , Kepemimpinan Khalifah Umar bin Abdil Aziz, ( Jakarta : CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1988 ) , hlm. 52- 55
[3]  Firdaus , Kepemimpinan Khalifah Umar bin Abdil Aziz, ( Jakarta : CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1988 ) , hlm. 202-203
[4] Firdaus , Kepemimpinan Khalifah Umar bin Abdil Aziz, ( Jakarta : CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1988 ) , hlm. 203- 206
[5] Jamil Ahmad,  Seratus Muslim Terkemuka  , ( Jakarta : Pustaka Firdaus , 1987 ), hlm .55-56
[6] Ahmad al-‘Usairy, Sejarah Islam , ( Jakarta : Akbar Media, 2013 ), hlm.  204- 205
[7] Badri Yatim,  Sejarah Peradaban Islam , ( Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2003 ), hlm. 47
[8] Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam , ( Bandung : Pustaka Setia, 2008 ), hlm. 108-109
[9]Imam Munawwir, Mengenal pribadi 30 pendekar dan pemikir Islam dari masa ke masa, ( Surabaya  :1983 ) hlm. 192


DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Jamil.  1987. Seratus Muslim Terkemuka . Jakarta : Pustaka Firdaus.
Al-‘Usairy, Ahmad.  2013. Sejarah Islam . Jakarta : Akbar Media.
Firdaus.1988. Kepemimpinan Umar bin Abdil Aziz. Jakarta : CV. Pedoman Ilmu Jaya
Munawwir, Imam. 1983.  Mengenal Pribadi 30 Pendekar dan Pemikir Islam dari masa ke masa. Surabaya .
Supriyadi,  Dedi. 2008 . Sejarah Peradaban Islam , Bandung : Pustaka Setia
Yatim, Badri. 2003.  Sejarah Peradaban Islam ,  Jakarta : PT .Raja Grafindo Persada.

  

Senin, 24 November 2014

Kunci Sukses Belajar

Kunci Sukses Belajar

        Belajar adalah suatu kegiatan yang kita lakukan untuk memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan. Dalam belajar, kita tidak bisa melepaskan diri dari beberapa hal yang dapat mengantarkan kita berhasil dalam belajar.  Untuk itu diperlukan pedoman dalam belajar, agar kunci sukses belajar dapat tercapai. Langkah – langkah untuk sukses belajar yaitu meliputi :
1.    Belajar dengan teratur
       Belajar dengan teratur merupakan pedoman mutlak yang tidak bisa diabaikan  oleh seseorang yang untuk menuntut ilmu, karena banyaknya bahan pelajaran yang harus dikuasai, menuntut pembagian waktu yang sesuai dengan kedalaman dan keluasan bahan pelajaran.Belajar dengan tertur sama halnya belajar di sekolah atau mengikuti kuliah secara teratur.
     Itulah sebabnya penting membiasakan diri dengan sikap teratur dalam segala hal , terutama yang menyangkut masalah keberhasilan belajar. Sikap yang biasa teratur adalah cerminan pribadi terpuji. Kepribadian yang teratur salah satu barometer dari kejernihan berpikir. Kejernihan berpikir harus dipertahankan selama menuntut ilmu. Itulah kiat yang utama dalam belajar.
2.     Disiplin dan Bersemangat
          Disiplin adalah suatu tata tertib yang dapat mengatur tatanan kehidupan pribadi dan kelompok. Disiplin timbul dari dalam jiwa karena adanya dorongan untuk menaati tata tertib tersebut.  Disiplin yanh dikehendaki itu tidak hanya muncul karena kesadaran , tetapi juga ada karena paksaan. Disiplin yang muncul karena kesadaran disebabkan seseorang menyadari bahwa hanya dengan disiplinlah akan didapatkan kesuksesan dalam segala hal .
     Orang yang berhasil dalam belajar dan berkarya disebabkan mereka selalu menempatkan disiplin diatas semua tindakan dan perbuatan. Semua jadwal belajar yang telah disusun, mereka taati dengan ikhlas dan melaksanakannya dengan penuh semangat.
     Selain masalah disiplin, masalah semangat juga sangat penting dalam belajar. Cara menumbuhkan semangat dalam belajar tidak sukar, asal tahu caranya. Cara yang termudah adalah dengan melihat dan mengamati orang yang mempunyai semangat yang menyala –nyala dalam segala tindakan dan perbuatan.
Orang yang penuh semangat biasanya penuh energi, mukanya cerah, penuh vitalitas dan cekatan, tidak mengenal lelah. Orang seperti ini patut ditiru dan dijadikan panutan. Merasa iri hati kepadanya lebih baik dari pada membencinya. Rasa iri hati dapat memicu semangat belajar. Inilah cara berpikir positif dalam menilai suatu masalah

       3. Konsentrasi
              Konsentrasi adalah pemusatan fungsi jiwa terhadap suatu masalah atau objek.  Dalam          belajarpun diperlukan konsentrasi dalam perwujudan perhatian terpusat. Pemusatan perhatian tertuju pada suatu objek dengan mengabakan masalah yang lain, misalnya ketika membaca topik maka yng dituju topik tersebut dengan membiarkan topik-topik lain.
       Dalam belaajar , orang yang tidak dapat berkonsentrasi pasti tidak akan berhasil menyimpan atau menguasai bahan. Seseotang yang tidak dapat berkonsentrasi ketika belajar bukanlah tanpa sebab. Abu Ahmadi ( 1999 ) mengemukakan sebab-sebabnya yaitu kurang minat terhadap mata pelajaran, banyak urusan yang sering mengganggu perhatian, adanya gangguan suara keras seperti radio, tv , serta danya gangguan kesehatan atau terlalu lelah.
       Cara mengatasinya sehingga dapat berkonsentrasi dengan baik sebagai berikut :
·         Harus berminat terhadap mata pelajaran. Jangan sampai membenci mata pelajaran tertentu. Karena itu tidak ada manfaatnya.
·         Harus mempunyai ruang khusus unntuk belajar. Siap untuk belajar berarti tidak ada pikiran yang melayang kesana-kesini, melihat ini atau itu dan sebagainya.
·         Meja belajar hendaklah bersih daari segala benda yang tidak bersangkut paut dengan mata pelajaran yang sedanag dipelajari.
·         Hilanhkan urusan-urusan kecil yang selalu mengganggu pikiran sehingga pikiran terbebas dari ketegangan  yang mengganggu.
·         Istirahat sebebntar jika merasa jemu dan letih belajar agar pikiran jernih kembali .
4   4.  Pengaturan waktu
       Seluruh kehidupan manusia pada hakikatnya bergelut dalam dimensi waktu. Manusia tidak hanya bergerak dalam lingkaran waktu, tetapi juga bernapas dalam ruang lingkup waktu.masalah pengaturran waktu inilah yang menjadi persoalan , banyak pelajar atau mahasiswa yang mengeluh karena tidak dapat membagi waktu dengan tepat dan baik. Akibat nya waktu yang seharusnya dimanfaatkan terbuang dengan percuma, waktu berlalu tanpa makna. Oleh karena itu, betapa pentingnya bagi pelajar atau mahasiswa membagi waktu belajar dengan cara membuat jadwal pelajaran/kuliah.
       Membuat jadwal pelajaran/kuliah tidak perlu ideal dalam bentuk sederhana sesuai dengan kemampuan sudah cukup. Cara membuat jadwal pelajaran yang baik adalah :
v  Memperhitungkan waktu setiap hari untuk keperluan tidur, belajar, makan, mandi, olah raga dan lain-lain.
v  Menyelidiki dan menentukan waktu yang tersedia setiap hari.
v  Merencanakan penggunaan belajar dengan cara menetapkan jenis-jeenis mapel      dan urutan-urutan yang harus dipelajari.
v  Menyelidiki waktu-waktu yang dapat digunakan untuk belajar dengan hasil terbaik.
v  Berhematlah dengan waktu dan jangan ragu-ragu untuk memulai pekerjaan termasuk belajar.
        Orang yang pandai membagi dan memanfaatkan waktu untuk kepentingan keberhasilan studi selama menuntut ilmu dialah orang yang beruntung hari ini, esok dan mendatang.
5    5.  Istirahat dan Tidur
       Tidut adalah istirahat yang paling baik. Saat tidur , organ tubuh yang digerakkan oleh pusat kesadaran mulai berkurang.  Istirahat dan tidur keduanya sangat berguna untuk menghilangkan kelelahan, ketegangan pikiran, ketidaktenangan jiwa dan sebagainya. Maka dari itu, membuat jadwal belajar untuk mengorganisasikan bahan pelajaran sangat penting sehingga tidak mengganggu waktu istirahat dan tidur. Jadi istirahat dan tidur pasti diperlukan oleh setiap pelajar atau mahasiswa yang ingin sukses mencapai cita-cita demi masa depan.
 Sumber : Syaiful Bahri Djamarah, Rahasia Sukses Belajar, Jakarta : PT Rineka Cipta, 2008.

     

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

I.          PENDAHULUAN
Psikologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang membahas mengenai masalah kejiwaan manusia. Dalam dunia pendidikan, ilmu psikologi ini digunakan untuk membantu mengenali jiwa anak didik dari tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotor agar dalam proses belajar mengajar semakin lancar. Hubungan psikologi dengan pendidikan dan pembelajaran sangat era tsekali, karena dengan mempelajari ilmu kejiwaan seorang guru dapat memberikan pendidikan dan pembelajaran sesuai dengan perkembangan peserta didik. Artinya, psikologi digunakan sebagai pedoman dalam memberikan materi pendidikan dan pembelajaran. Sehingga yang menjadi tujuan dalam pendidikan dan pembelajaranakan mudah tercapai.
Adanya perubahan paradigma pendidikan saat ini menuntut adanya perubahan proses pembelajaran di dalam kelas. Peran guru saat ini diarahkan untuk menjadi fasilitator yang dapat membantu siswa dalam belajar, bukan sekedar menyampaikan materi saja. Guru harus mampu melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajara secara optimal. Menurut Rusman (2011: 323) pembelajaranakan lebih bermakna jika siswa diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas kegiatan pembelajaran, sehingga siswa mampu mengaktu-alisasikan kemampuannya di dalam dan di luar kelas.
Tugas utama seorang guru adalah membelajarkan siswa. Hal ini berarti bahwa bila guru mengajar, maka diharapkan siswa mampu mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut dalam arti lain siswa ikut berperan aktif. Sebagai guru yang profesional, hendaknya guru memilih metode dan media yang tepat untuk digunakan anak dalam belajar. Jika ada aktivitas belajar anak yang kurang sesuai guru mengarahkan dan membimbing siswanya kepada aktivitas belajar yang dikehendaki. Seorang guru juga harus tahu apa keinginan siswanya dan faktor- faktor apa saja yang dapat mempengaruhi anak dalam aktivitas belajarnya. Karena pembelajarannya dan secara otomatis apa yang menjadi tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.
II.       RUMUSAN MASALAH
A.      Apa yang dimaksud dengan belajar?
B.       Apa saja faktor internal yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa?
C.       Apa saja faktor eksternal yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa?
D.       Apa saja metode dan efisiensi belajar?
E.        Bagaimana pengaruh intelegensi terhadap keberhasilan belajar?

III.    PEMBAHASAN
A.      Pengertian belajar
1.      Menurut J.O. Whittaker, belajar didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.
2.      Menurut Cronbach, dalam bukunya yang berjudul Educational Psychology, learning is shown by change in behavior as s result of experience.
3.      Sedangkan menurut Howard L. Kingsley, belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.
Dari pengetian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh sesuatu perubahan tingkah laku yang bau secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.[1]
B.       Faktor internal (faktor dari siswa) yang mempengaruhi hasil belajar siswa
Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor internal siswa dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1.    Faktor fisiologis
Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani, dan sebagainya, semuanya akan membantu dalam proses dan hasil belajar juga.
Demikian juga kondisi saraf pengontrol kesadaran dapat berpengaruh pada hasil belajar.
Misalnya, seseorang yang minum-minuman keras akan kesulitan melakukan proses belajar, karena saraf pengontol kesadarannya terganggu.[2]
Kondisi panca indra (mata, hidung, telinga, pengecap dan tubuh). Demikian juga dengan gizi, gizi yang kurang maka aka menyebabkan cepat lelah, mudah ngantuk, sehingga sukar menerima pelajaran. Aspek fisiologis ini diakui mempengaruhi pengelolaan kelas.[3]
2.    Faktor psikologis
Faktor kedua dari faktor internal adalah faktor psikologis. Setiap manusia atau anak didik pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, terutama dalam hal kadar bukan dalam hal jenis. Perbedaan-perbedaan ini akan berpengaruh pada hasil belajarnya masing-masing.
Beberapa faktor psikologis yang mempengaruhi belajar, yaitu:
a.    Intelegensi
Chaplin, mengartikan intelegensi sebagai, 1) kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara cepat dan efektif, 2) kemampuan menggunakan konsep abstrak secara efektif, 3) mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. Ketiga hal tersebut merupakan satu kesatuan, tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya.
Intelegensi hanya sebuah potensi, artinya seseorang yang memiliki intelegensi tinggi mempunyai peluang besar untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik dari pada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah. Siswa yang memiliki tingkat intelegensi rendah, ia perlu mendapat pendidikan di lembaga pendidikan khusus.
b.    Perhatian
Merupakan keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa semata-mata tertuju kepada suatu objek ataupun sekumpulan objek.[4]


c.    Minat
Yaitu suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adanya hubungan antara diri sendiri dan dengan dari luar, makin kuat atau dekat hubungan tersebut semakin besa minat tersebut.
d.   Bakat
Bakat yaitu potensi-potensi tertentu yang miliki oleh seseorang. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat seseorang, antara lain :
1)      Faktor anak itu sendiri, tergantung pada minat, kesulitan atau masalah pribadi, meskipun bakat karena keturunan.
2)      Lingkungan anak, tidak ada kesempatan atau orang tua miskin, dan lain-lain.
e.    Motif dan motivasi
Menurut Amiruddin Rasyad, dalam setiap diri seseorang pada umumnya memiliki dua macam motif atau dorongan. Yaitu motif yang sudah ada pada didalam diri yang sewaktu-waktu akan muncul tanpa ada pengaruh dari luar (intrinsic motive). Dan motif yang datang dari luar diri, yakni karena pengauh situasi lingkungannya (extrinsic motive).
Motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.
f.     Kognitif dan daya nalar
Ranah kognitif yaitu kemampuan yang selalu dituntut pada anak didik untuk dikuasai karena menjadi dasar bagi penguasaan ilmu pengetahuan.
Ada tiga kemampuan yang harus dikuasai untuk sampai pada penguasaan kemampuan kognitif, yakni :
1)      Persepsi
2)      Mengingat
3)      berpikir[5]

Daya nalar, adalah kekuatan mental yang berkaitan dengan pembentukan kesimpulan dan penilaian.[6]
C.                Faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar siswa
1.      Faktor lingkungan.
Lingkungan dapat berupa lingkungan fisik atau alam dan dapat pula lingkungan sosial.
a)      Lingkungan alam, misalnya suhu, kelembaban, kepengapan udara, dan sebagainya. Belajar pada tengah hari diruang yang memiliki ventilasi udara kurang, tentunya akan berbeda dengan suasana belajar di pagi hari yang udaranya masih segar.
b)      Lingkungan sosial baik yang berwujud manusia maupun hal-hal lainnya, juga dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar.
2.      Faktor instrumental
Faktor-faktor ini adalah faktor yang keberadaan dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor instrumental berupa kurikulum, sarana dan fasilitas, dan juga guru.[7]

D.    Metode dan efisiensi belajar
Metode belajar termasuk salah satu faktor yang turut menentukan tingkat efisiensi dan keberhasilan belajar siswa.
1.      Metode belajar, adalah cara yang teratur untuk mencapai maksud belajar. Beberapa metode, antara lain :
a.       Metode SQ3R ( Survey, Question, Read, Recite, Review ).
SQ3R pada prinsipnya merupakan singkatan langkah-langkah mempelajari teks yang meliputi :
1)   Survey, yaitu memeriksa atau meneliti atau mengidentifikasi seluruh teks.
2)   Question , yaitu menyusun daftar pertanyaan yang relevan dengan teks.
3)   Read , yaitu membaca teks secara aktif untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah tersusun.
4)   Recite , yaitu menghafal setiap jawaban yang telah ditemukan.
5)   Review , yaitu meninjau ulang seluruh jawaban atas pertanyaan yang tersusun pada langkah kedua dan ketiga. 
b.      Metode PQRST ( Preview, Question, Read, State, and Test ).
Metode ini dibuat oleh Thomas F.Staton dalam bukunya How To Study ( 1952 ). Adapun langkah-langkah metode ini antara lain :
1)      Preview ( menyelidiki )
Yaitu suatu langkah atau tahapan sebelum membaca sebuah buku.
2)      Question ( bertanya )
Dalam hal ini, langkah yang pertama dalah bertanya. Jika pada akhir suatu bab telah ada daftar pertanyaan yang dibuat oleh pengarangnya, daftar sebaiknya dibaca lebih dahulu.
3)      Read ( membaca )
Dalam hal ini dianjurkan membaca secara aktif, yaitu pikiran seseorang harus memberikan reaksi terhadap apa yang dibacanya itu.
4)      State ( menyatakan )
Yaitu mengucapkan dengan kata-kata sendiri apa yang sudah dibaca.
5)      Test ( menguji )
Yaitu dengan cara menguji pikiran apakah masih ingat akan hal-hala yang dibaca itu.
c.       Metode Quantum Learning
Metode ini membeikan kiat-kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses yang bisa menghemat waktu, mempertajam pemahaman dan daya ingat, dan menjadikan belajar sebagai proses yang menyenangkan dan bermanfaat.
Pada dasarnya, Quantum Learning mencakup aspek-aspek penting dalam program neurolongistik ( NLP ), yaitu suatu penelitian tentang cara otak mengatur informasi.
2.      Efisiensi belajar
Efisiensi adalah sebuah konsepsi yang menggambarkan perbandingan terbaik antara usaha dan hasil yang dicapai.
Pada umumnya orang melakukan usaha atau bekerja dengan harapan memperoleh hasil yang banyak tanpa mengeluarkan biaya, tenaga, dan waktu yang banyak pula. Ada dua macam efisiensi belajar yang dicapai siswa, meliputi :
a.       Efisiensi usaha belajar
Suatu usaha dapat dikatakan efisien jika prestasi belajar yang diinginkan dapat dicapai dengan usaha yang minimal. Efisiensi dari sudut usaha ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Efisiensi Usaha Belajar

Zul
 
 


Usaha biasa                
Prestasi belajar
 
Nova
 
 


Usaha lebih kecil
Asep
 
 


Usaha terkecil


                        Gambar diatas memperlihatkan bahwa Asep lebih efisien daripada Nova dan Zul, karena dengan usaha yang minim, bisa mencapai hasil belajar yang sama tingginya dengan prestasi belajar Nova dan Zul. Padahal, Nova dan Zul telah berusaha lebih keras daripada Asep.
b.      Efisiensi hasil belajar
Suatu kegiatan belajar dapat dikatakan efisiensi juga, jika dengan usaha belajar tertentu memberikan prestasi belajar yang tinggi.

Efisiensi hasil belajar
Zul
 
 


                                                                        Hasil atau prestasi tinggi
Usaha Belajar
 
Nova
 
 


                                                                        Prestasi sedang
Asep
 
 


                                                                                                Prestasi rendah

                        Gambar diatas memperlihatkan bahwa Zul adalah mahasiswa yang efisien ditinjau dari pestasi yang dicapai, karena ia menunjukkan perbandingan yang terbaik dari segi hasil. Dalam hal ini, meskipun usaha belaja Zul sama besarnya dengan usaha Nova dan Asep ( lihat kotak usaha belajar ) ia sudah memperoleh prestasi yang optimal atau lebih tinggi dari pada prestasi Nova dan Asep.[8]

E.     Pengaruh intelegensi terhadap keberhasilan belajar
            Intelegensi seseorang diyakini sangat berpengaruh pada keberhasilan belajar yang dicapai siswa. Berdasarkan hasil penelitian, prestasi belajar biasanya berkorelasi searah dengan tingkat intelegensi. Artinya, semakin tinggi tingkat intelegensi seseorang, maka semakin tinggi prestasi belajar yang dicapainya. Bahkan menurut sebagian besar ahli, intelegensi merupakan modal utama dalam belajar dan mencapai hasil yang optimal.
            Kenyataan menunjukkan bahwa setiap anak memiliki tingkat intelegensi yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut tampak memberikan warna didalam kelas. Selama menerima pelajaran yang diberikan guru, ada anak yang dapat mengerti dengan cepat apa yang disampaikan oleh guru, dan ada pula anak yang lamban dalam menerima pelajaran, ada anak yang cepat dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru, ada yang lamban. Perbedaan individu dalam intelegensi ini perlu diketahui dan dipahami oleh guru, terutama dalam hubungannya dengan pengelompokkan siswa.
            Selain itu, perbedaan tersebut tampak dari hasil belajar yang dicapai. Tinggi rendahnya hasil belajar yang dicapai oleh siswa bergantung pada tinggi rendahnya intelegensi yang dimiliki. Meski demikian, intelegensi bukan merupakan satu-satunya faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar seseorang. Yang terpenting dalam hal ini adalah guru harus bijaksana dalam menyikapi perbedaan tersebut.[9]

IV.    KESIMPULAN
Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh sesuatu perubahan tingkah laku yang bau secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Dan didalam hasil belajar terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu faktor internal dan eksternal. Didalam faktor internal meliputi faktor fisiologis dan psikologis, sedangkan faktor eksternal meliputi faktor lingkungan dan instrumental.
Untuk mencapai hasil belajar yang maksimal dalam pembelajaran,  dibutuhkan metode yang tepat dan efesiensi dalam belajar. Metode belajar termasuk salah satu faktor yang turut menentukan tingkat efisiensi dan keberhasilan belajar siswa, sedangkan Efisiensi belajar adalah sebuah konsepsi yang menggambarkan perbandingan terbaik antara usaha dan hasil yang dicapai. Selain itu, Intelegensi seseorang diyakini sangat berpengaruh pada keberhasilan belajar yang dicapai oleh siswa. intelegensi merupakan modal utama dalam belajar dan mencapai hasil yang optimal.





V.        PENUTUP
Demikian yang dapat penulis sampaikan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Penulis menyadari bahwa dalam menyajikan makalah ini sangatlah jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik serta saran yang membangun sangatlah penulis harapkan demi kebaikan bersama. Penulis mengucapkan banyak terima kasih atas segala perhatian beserta partisipasinya dan mohon maaf atas segala kekurangannya. Semoga apa yang kita pelajari dan kita dapatkan kali ini bermanfaat dan mendapat ridlo beserta berkah dari Allah. Amin




[1] Abu Ahmadi, Widodo Supiyanto, Psikologi Belajar, ( Jakarta : Rineka Cipta, 2013 ) hlm. 126-128
[2] Indah Komsiyah,  Belajar dan Pembelajaran,  ( Yogyakarta: Teras,  2012 ) hlm. 90
[3] Noer Rohmah, Psikologi Pendidikan, ( Yogyakarta : Teras, 2012 ) hlm. 196
[4] Indah Komsiyah,  Belajar dan Pembelajaran,  ( Yogyakarta: Teras,  2012 ) hlm. 91
[5] Noer Rohmah, Psikologi Pendidikan, ( Yogyakarta : Teras, 2012 ) hlm. 196-199
[6] Indah Komsiyah,  Belajar dan Pembelajaran,  ( Yogyakarta: Teras,  2012 ) hlm. 96
[7] Indah Komsiyah,  Belajar dan Pembelajaran,  ( Yogyakarta: Teras,  2012 ) hlm. 96-97
[8] Noer Rohmah,  Psikologi Pendidikan, ( Yogyakarta : Teras, 2012 ) hlm. 200-206
[9] Nyayu Khodijah, Psikologi Pendidikan, ( Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2014 ) hlm. 101-102
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu, dkk. 2013. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Komsiyah, Indah. 2012.  Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Teras.
Khodijah, Nyayu. 2014. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Rohmah, Noer. 2012. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : Teras.