salju

Senin, 24 November 2014

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

I.          PENDAHULUAN
Psikologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang membahas mengenai masalah kejiwaan manusia. Dalam dunia pendidikan, ilmu psikologi ini digunakan untuk membantu mengenali jiwa anak didik dari tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotor agar dalam proses belajar mengajar semakin lancar. Hubungan psikologi dengan pendidikan dan pembelajaran sangat era tsekali, karena dengan mempelajari ilmu kejiwaan seorang guru dapat memberikan pendidikan dan pembelajaran sesuai dengan perkembangan peserta didik. Artinya, psikologi digunakan sebagai pedoman dalam memberikan materi pendidikan dan pembelajaran. Sehingga yang menjadi tujuan dalam pendidikan dan pembelajaranakan mudah tercapai.
Adanya perubahan paradigma pendidikan saat ini menuntut adanya perubahan proses pembelajaran di dalam kelas. Peran guru saat ini diarahkan untuk menjadi fasilitator yang dapat membantu siswa dalam belajar, bukan sekedar menyampaikan materi saja. Guru harus mampu melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajara secara optimal. Menurut Rusman (2011: 323) pembelajaranakan lebih bermakna jika siswa diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas kegiatan pembelajaran, sehingga siswa mampu mengaktu-alisasikan kemampuannya di dalam dan di luar kelas.
Tugas utama seorang guru adalah membelajarkan siswa. Hal ini berarti bahwa bila guru mengajar, maka diharapkan siswa mampu mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut dalam arti lain siswa ikut berperan aktif. Sebagai guru yang profesional, hendaknya guru memilih metode dan media yang tepat untuk digunakan anak dalam belajar. Jika ada aktivitas belajar anak yang kurang sesuai guru mengarahkan dan membimbing siswanya kepada aktivitas belajar yang dikehendaki. Seorang guru juga harus tahu apa keinginan siswanya dan faktor- faktor apa saja yang dapat mempengaruhi anak dalam aktivitas belajarnya. Karena pembelajarannya dan secara otomatis apa yang menjadi tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.
II.       RUMUSAN MASALAH
A.      Apa yang dimaksud dengan belajar?
B.       Apa saja faktor internal yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa?
C.       Apa saja faktor eksternal yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa?
D.       Apa saja metode dan efisiensi belajar?
E.        Bagaimana pengaruh intelegensi terhadap keberhasilan belajar?

III.    PEMBAHASAN
A.      Pengertian belajar
1.      Menurut J.O. Whittaker, belajar didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.
2.      Menurut Cronbach, dalam bukunya yang berjudul Educational Psychology, learning is shown by change in behavior as s result of experience.
3.      Sedangkan menurut Howard L. Kingsley, belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.
Dari pengetian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh sesuatu perubahan tingkah laku yang bau secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.[1]
B.       Faktor internal (faktor dari siswa) yang mempengaruhi hasil belajar siswa
Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor internal siswa dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1.    Faktor fisiologis
Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani, dan sebagainya, semuanya akan membantu dalam proses dan hasil belajar juga.
Demikian juga kondisi saraf pengontrol kesadaran dapat berpengaruh pada hasil belajar.
Misalnya, seseorang yang minum-minuman keras akan kesulitan melakukan proses belajar, karena saraf pengontol kesadarannya terganggu.[2]
Kondisi panca indra (mata, hidung, telinga, pengecap dan tubuh). Demikian juga dengan gizi, gizi yang kurang maka aka menyebabkan cepat lelah, mudah ngantuk, sehingga sukar menerima pelajaran. Aspek fisiologis ini diakui mempengaruhi pengelolaan kelas.[3]
2.    Faktor psikologis
Faktor kedua dari faktor internal adalah faktor psikologis. Setiap manusia atau anak didik pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, terutama dalam hal kadar bukan dalam hal jenis. Perbedaan-perbedaan ini akan berpengaruh pada hasil belajarnya masing-masing.
Beberapa faktor psikologis yang mempengaruhi belajar, yaitu:
a.    Intelegensi
Chaplin, mengartikan intelegensi sebagai, 1) kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara cepat dan efektif, 2) kemampuan menggunakan konsep abstrak secara efektif, 3) mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. Ketiga hal tersebut merupakan satu kesatuan, tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya.
Intelegensi hanya sebuah potensi, artinya seseorang yang memiliki intelegensi tinggi mempunyai peluang besar untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik dari pada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah. Siswa yang memiliki tingkat intelegensi rendah, ia perlu mendapat pendidikan di lembaga pendidikan khusus.
b.    Perhatian
Merupakan keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa semata-mata tertuju kepada suatu objek ataupun sekumpulan objek.[4]


c.    Minat
Yaitu suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adanya hubungan antara diri sendiri dan dengan dari luar, makin kuat atau dekat hubungan tersebut semakin besa minat tersebut.
d.   Bakat
Bakat yaitu potensi-potensi tertentu yang miliki oleh seseorang. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat seseorang, antara lain :
1)      Faktor anak itu sendiri, tergantung pada minat, kesulitan atau masalah pribadi, meskipun bakat karena keturunan.
2)      Lingkungan anak, tidak ada kesempatan atau orang tua miskin, dan lain-lain.
e.    Motif dan motivasi
Menurut Amiruddin Rasyad, dalam setiap diri seseorang pada umumnya memiliki dua macam motif atau dorongan. Yaitu motif yang sudah ada pada didalam diri yang sewaktu-waktu akan muncul tanpa ada pengaruh dari luar (intrinsic motive). Dan motif yang datang dari luar diri, yakni karena pengauh situasi lingkungannya (extrinsic motive).
Motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.
f.     Kognitif dan daya nalar
Ranah kognitif yaitu kemampuan yang selalu dituntut pada anak didik untuk dikuasai karena menjadi dasar bagi penguasaan ilmu pengetahuan.
Ada tiga kemampuan yang harus dikuasai untuk sampai pada penguasaan kemampuan kognitif, yakni :
1)      Persepsi
2)      Mengingat
3)      berpikir[5]

Daya nalar, adalah kekuatan mental yang berkaitan dengan pembentukan kesimpulan dan penilaian.[6]
C.                Faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar siswa
1.      Faktor lingkungan.
Lingkungan dapat berupa lingkungan fisik atau alam dan dapat pula lingkungan sosial.
a)      Lingkungan alam, misalnya suhu, kelembaban, kepengapan udara, dan sebagainya. Belajar pada tengah hari diruang yang memiliki ventilasi udara kurang, tentunya akan berbeda dengan suasana belajar di pagi hari yang udaranya masih segar.
b)      Lingkungan sosial baik yang berwujud manusia maupun hal-hal lainnya, juga dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar.
2.      Faktor instrumental
Faktor-faktor ini adalah faktor yang keberadaan dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor instrumental berupa kurikulum, sarana dan fasilitas, dan juga guru.[7]

D.    Metode dan efisiensi belajar
Metode belajar termasuk salah satu faktor yang turut menentukan tingkat efisiensi dan keberhasilan belajar siswa.
1.      Metode belajar, adalah cara yang teratur untuk mencapai maksud belajar. Beberapa metode, antara lain :
a.       Metode SQ3R ( Survey, Question, Read, Recite, Review ).
SQ3R pada prinsipnya merupakan singkatan langkah-langkah mempelajari teks yang meliputi :
1)   Survey, yaitu memeriksa atau meneliti atau mengidentifikasi seluruh teks.
2)   Question , yaitu menyusun daftar pertanyaan yang relevan dengan teks.
3)   Read , yaitu membaca teks secara aktif untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah tersusun.
4)   Recite , yaitu menghafal setiap jawaban yang telah ditemukan.
5)   Review , yaitu meninjau ulang seluruh jawaban atas pertanyaan yang tersusun pada langkah kedua dan ketiga. 
b.      Metode PQRST ( Preview, Question, Read, State, and Test ).
Metode ini dibuat oleh Thomas F.Staton dalam bukunya How To Study ( 1952 ). Adapun langkah-langkah metode ini antara lain :
1)      Preview ( menyelidiki )
Yaitu suatu langkah atau tahapan sebelum membaca sebuah buku.
2)      Question ( bertanya )
Dalam hal ini, langkah yang pertama dalah bertanya. Jika pada akhir suatu bab telah ada daftar pertanyaan yang dibuat oleh pengarangnya, daftar sebaiknya dibaca lebih dahulu.
3)      Read ( membaca )
Dalam hal ini dianjurkan membaca secara aktif, yaitu pikiran seseorang harus memberikan reaksi terhadap apa yang dibacanya itu.
4)      State ( menyatakan )
Yaitu mengucapkan dengan kata-kata sendiri apa yang sudah dibaca.
5)      Test ( menguji )
Yaitu dengan cara menguji pikiran apakah masih ingat akan hal-hala yang dibaca itu.
c.       Metode Quantum Learning
Metode ini membeikan kiat-kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses yang bisa menghemat waktu, mempertajam pemahaman dan daya ingat, dan menjadikan belajar sebagai proses yang menyenangkan dan bermanfaat.
Pada dasarnya, Quantum Learning mencakup aspek-aspek penting dalam program neurolongistik ( NLP ), yaitu suatu penelitian tentang cara otak mengatur informasi.
2.      Efisiensi belajar
Efisiensi adalah sebuah konsepsi yang menggambarkan perbandingan terbaik antara usaha dan hasil yang dicapai.
Pada umumnya orang melakukan usaha atau bekerja dengan harapan memperoleh hasil yang banyak tanpa mengeluarkan biaya, tenaga, dan waktu yang banyak pula. Ada dua macam efisiensi belajar yang dicapai siswa, meliputi :
a.       Efisiensi usaha belajar
Suatu usaha dapat dikatakan efisien jika prestasi belajar yang diinginkan dapat dicapai dengan usaha yang minimal. Efisiensi dari sudut usaha ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Efisiensi Usaha Belajar

Zul
 
 


Usaha biasa                
Prestasi belajar
 
Nova
 
 


Usaha lebih kecil
Asep
 
 


Usaha terkecil


                        Gambar diatas memperlihatkan bahwa Asep lebih efisien daripada Nova dan Zul, karena dengan usaha yang minim, bisa mencapai hasil belajar yang sama tingginya dengan prestasi belajar Nova dan Zul. Padahal, Nova dan Zul telah berusaha lebih keras daripada Asep.
b.      Efisiensi hasil belajar
Suatu kegiatan belajar dapat dikatakan efisiensi juga, jika dengan usaha belajar tertentu memberikan prestasi belajar yang tinggi.

Efisiensi hasil belajar
Zul
 
 


                                                                        Hasil atau prestasi tinggi
Usaha Belajar
 
Nova
 
 


                                                                        Prestasi sedang
Asep
 
 


                                                                                                Prestasi rendah

                        Gambar diatas memperlihatkan bahwa Zul adalah mahasiswa yang efisien ditinjau dari pestasi yang dicapai, karena ia menunjukkan perbandingan yang terbaik dari segi hasil. Dalam hal ini, meskipun usaha belaja Zul sama besarnya dengan usaha Nova dan Asep ( lihat kotak usaha belajar ) ia sudah memperoleh prestasi yang optimal atau lebih tinggi dari pada prestasi Nova dan Asep.[8]

E.     Pengaruh intelegensi terhadap keberhasilan belajar
            Intelegensi seseorang diyakini sangat berpengaruh pada keberhasilan belajar yang dicapai siswa. Berdasarkan hasil penelitian, prestasi belajar biasanya berkorelasi searah dengan tingkat intelegensi. Artinya, semakin tinggi tingkat intelegensi seseorang, maka semakin tinggi prestasi belajar yang dicapainya. Bahkan menurut sebagian besar ahli, intelegensi merupakan modal utama dalam belajar dan mencapai hasil yang optimal.
            Kenyataan menunjukkan bahwa setiap anak memiliki tingkat intelegensi yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut tampak memberikan warna didalam kelas. Selama menerima pelajaran yang diberikan guru, ada anak yang dapat mengerti dengan cepat apa yang disampaikan oleh guru, dan ada pula anak yang lamban dalam menerima pelajaran, ada anak yang cepat dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru, ada yang lamban. Perbedaan individu dalam intelegensi ini perlu diketahui dan dipahami oleh guru, terutama dalam hubungannya dengan pengelompokkan siswa.
            Selain itu, perbedaan tersebut tampak dari hasil belajar yang dicapai. Tinggi rendahnya hasil belajar yang dicapai oleh siswa bergantung pada tinggi rendahnya intelegensi yang dimiliki. Meski demikian, intelegensi bukan merupakan satu-satunya faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar seseorang. Yang terpenting dalam hal ini adalah guru harus bijaksana dalam menyikapi perbedaan tersebut.[9]

IV.    KESIMPULAN
Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh sesuatu perubahan tingkah laku yang bau secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Dan didalam hasil belajar terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu faktor internal dan eksternal. Didalam faktor internal meliputi faktor fisiologis dan psikologis, sedangkan faktor eksternal meliputi faktor lingkungan dan instrumental.
Untuk mencapai hasil belajar yang maksimal dalam pembelajaran,  dibutuhkan metode yang tepat dan efesiensi dalam belajar. Metode belajar termasuk salah satu faktor yang turut menentukan tingkat efisiensi dan keberhasilan belajar siswa, sedangkan Efisiensi belajar adalah sebuah konsepsi yang menggambarkan perbandingan terbaik antara usaha dan hasil yang dicapai. Selain itu, Intelegensi seseorang diyakini sangat berpengaruh pada keberhasilan belajar yang dicapai oleh siswa. intelegensi merupakan modal utama dalam belajar dan mencapai hasil yang optimal.





V.        PENUTUP
Demikian yang dapat penulis sampaikan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Penulis menyadari bahwa dalam menyajikan makalah ini sangatlah jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik serta saran yang membangun sangatlah penulis harapkan demi kebaikan bersama. Penulis mengucapkan banyak terima kasih atas segala perhatian beserta partisipasinya dan mohon maaf atas segala kekurangannya. Semoga apa yang kita pelajari dan kita dapatkan kali ini bermanfaat dan mendapat ridlo beserta berkah dari Allah. Amin




[1] Abu Ahmadi, Widodo Supiyanto, Psikologi Belajar, ( Jakarta : Rineka Cipta, 2013 ) hlm. 126-128
[2] Indah Komsiyah,  Belajar dan Pembelajaran,  ( Yogyakarta: Teras,  2012 ) hlm. 90
[3] Noer Rohmah, Psikologi Pendidikan, ( Yogyakarta : Teras, 2012 ) hlm. 196
[4] Indah Komsiyah,  Belajar dan Pembelajaran,  ( Yogyakarta: Teras,  2012 ) hlm. 91
[5] Noer Rohmah, Psikologi Pendidikan, ( Yogyakarta : Teras, 2012 ) hlm. 196-199
[6] Indah Komsiyah,  Belajar dan Pembelajaran,  ( Yogyakarta: Teras,  2012 ) hlm. 96
[7] Indah Komsiyah,  Belajar dan Pembelajaran,  ( Yogyakarta: Teras,  2012 ) hlm. 96-97
[8] Noer Rohmah,  Psikologi Pendidikan, ( Yogyakarta : Teras, 2012 ) hlm. 200-206
[9] Nyayu Khodijah, Psikologi Pendidikan, ( Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2014 ) hlm. 101-102
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu, dkk. 2013. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Komsiyah, Indah. 2012.  Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Teras.
Khodijah, Nyayu. 2014. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Rohmah, Noer. 2012. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : Teras.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar