I.
PENDAHULUAN
Pembelajaran IPA adalah pembelajaran yang
melibatkan keaktifan anak secara penuh, karena dalam pembelajaran IPA terdapat
pengetahuan yang sistematis dan disusun dengan menghubungkan gejala-gejala alam
yang bersifat kebendaan dan didasarkan pada hasil pengamatan dan penyelidikan,
maka diperlukan kelibatan anak secara utuh dalam pembelajaran tersebut. Selain
itu dalam kegiatan pembelajaran IPA tidak hanya menyangkut teori, konsep-konsep
IPA tetapi diperlukan kegiatan real yang mengacu pada alam, karena pembelajaran
IPA sebenarnya pembelajaran yang berdasarkan pada alam sekitar sebagai sumber
dan media pembelajaran.
Dan
dalam hal ini, di perlukan kreatifitas guru dalam kegiatan pembelajaran agar
tujuan pembelajaran IPA tercapai dengan baik. Maka dari itu seorang guru
dituntut menggunakan model pembelajaran
yang tepat, yaitu diantaranya dengan model kooperatif ( cooperatif learning ) pada saat proses
pembelajaran, karena akan sangat membantu guru dalam hal penyampaian materi
pembelajaran yang diinginkan dan murid akan sangat mudah memahami materi yang
diajarkan, sehingga tercipta pembelajaran yang asyik, efektif dan menyenangkan.
Selain itu, model pembelajran kooperatif lebih banyak dalam memberikan
kesempatan pada siswa untuk aktif turut serta mencari sumber-sumber yang dapat
dimanfaatkan sehingga menringkatkan aktifitas belajar dan dapat memperkaya
wawasan siswa.
II.
RUMUSAN
MASALAH
A.
Apa pengertian dan tujuan model pembelajaran
kooperatif ?
B.
Apa saja macam-macam model pembelajaran?
C.
Apa karakteristik model pembelajaran
kooperatif ?
D.
Apa saja kelebihan dan kekurangan model
kooperatif ?
E.
Bagaiman penerapan model kooperatif
dalam kegiatan pembelajaran ?
III. PEMBAHASAN
A. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
( cooperatif learning )
1.
Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Model secara umum diartikan sebagai pola
umum pembelajaran atau rancangan dari rangkaian tindakan pembelajaran, sehingga
tindakan terpola berdasarkan prinsip-prinsip tertentu secara sistematis terarah
pada tujuan yang hendak dicapai.
Model pembelajaran kooperatif
adalah belajar kelompok. Kelompok disini merupakan rangkaian kegiatan belajar
yang dilakukan oleh peserta didik dalam kelompok-kelompok tertentu untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Cooperative learning
merupakan strategi pembelajaran kelompok yang dapat meningkatkan prestasi
belajar peserta didik, sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial,
menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain, serta dapat
meningkatkan harga diri. Selain itu, Cooperative learning merupakan model
pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan atau tim kerja (4 sampai 6
peserta didik) dengan latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras,
atau suku yang berbeda.[1]
Menurut Scott B.Watson dari School
of Education, Faculty Publications and Presentations Liberty University (1992)
dalam makalahnya yang berjudul The
Essential Elements of Cooperative Learning menyatakan bahwa pembelajaran
kooperatif adalah lingkungan belajar kelas yang memungkinkan siswa bekerja sama
untuk mengerjakan tugas-tugas akademiknya dalam suatu kelompok kecil heterogen.[2]
2. Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif
Tujuan dari pembelajaran
kooperatif adalah menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan
atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya ( Slavin, 1994).
Model
pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga
tujuan pembelajaran penting yang dirangkum oleh ibrahim, et al. (2000), yaitu :
a. Hasil belajar akademik
Dalam
belajar kooperatif meskipun mencakup beragam tujuan sosial, juga memperbaiki
prestasi siswa atau tugas-tugas akademik penting lainnya.
b. Penerimaan terhadap perbedaan
individu
Tujuan
lain model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara luas dari
orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, dan
ketidakmampuannya.
c. Pengembangan ketrampilan sosial
Tujuan
penting ketiga pembelajaran kooperatif adalah mengajarkan kepada siswa
ketrampilan bekerja sama dan berkolaborasi.[3]
B. Macam-macam Model Pembelajaran
Kooperatif
1.
Jigsaw
Dalam model jigsaw, siswa ditempatkan
dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri 5 anggota. Setiap kelompok diberi
informasi yang membahas salah satu topik dari mata pelajaran saat itu. Dari
informasi yang diberikan pada setiap kelompok ini, masing-masing anggota harus
mempelajari bagian-bagian yang berbeda dari informasi tersebut. Setelah
mempelajari informasi tersebut dalam kelompoknya masing-masing, setiap anggota
yang mempelajari bagian-bagian ini berkumpul dengan anggota-anggota dari
kelompok lain yang juga menerima bagian-bagian materi yang sama (kelompok
ahli). Dalam kelompok ahli ini masing-masing siswa saling berdiskusi dan
mencari cara terbaik bagaimana menjelaskan bagian informasi itu kepada
teman-teman satu kelompoknya yang semula. Setelah diskusi selesai, semua siswa
dalam kelompok ahli ini kembali ke kelompoknya yang semula, dan masing-masing
dari mereka mulai menjelaskan bagian informasi tersebut kepada teman-teman
sekelompoknya.
2.
STAD (Student
Team-Achievement Divisions)
Dalam
model STAD, setiap siswa dikelompokkan secara beragam berdasarkan kemampuan, gender,
ras, dan etnis. Pertama-tama siswa mempelajari materi bersama dengan
teman-teman satu kelompoknya, kemudian mereka diuji secara individual melalui
kuis-kuis.
Perolehan nilai kuis setiap anggota
menentukan skor yang diperoleh oleh kelompok mereka. Jadi, setiap anggota harus
berusaha memperoleh nilai maksimal dalam kuis jika kelompok mereka ingin
mendapatkan skor yang tinggi. Slavin menyatakan bahwa model STAD ini dapat
diterapkan dalam beragam materi pelajaran, termasuk sains yang didalamnya
terdapat unit tugas yang hanya memiliki satu jawaban yang benar.
3.
STL (Student
Teams Learning)
Semua model pembelajaran kooperatif
termasuk model-model STL, berdasarkan pada prinsip bahwa siswa harus belajar
bersama dan bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan pembelajaran
teman-teman satu kelompoknya.
Ada
tiga konsep yang mendasari model-model Student Team Learning:
a.
Penghargaan kelompok (team reward)
b.
Tanggung jawab individu (individual accountability)
c.
Kesempatan yang sama untuk sukses (equal opportunities for succes)
Kelompok
hanya akan memperoleh penghargaan (reward)
jika mereka mampu mencapai atau melebihi kriteria yang telah ditentukan. Meski
demikian, bukan berarti kelompok ini harus berkompetisi untuk memperoleh
penghargaan “yang langka” tersebut. Semua kelompok tetap memiliki kesempatan
yang sama untuk mencapai kriteria itu. Tidak ada kelompok yang menang ataupun
yang kalah.
4.
TGT (Teams
Games Turnaments)
Dalam model TGT setiap siswa ditempatkan
dalam satu kelompok yang terdiri dari tiga orang yang berkemampuan rendah,
sedang, dan tinggi. Dengan demikian, masing-masing kelompok memiliki komposisi
anggota yang comparable. Komposisi
ini dicatat dalam tabel khusus (tabel turnamen), yang setiap minggunya harus
diubah. Dalam TGT setiap anggota ditugaskan untuk mempelajari materi terlebih
dahulu bersama dengan anggota-anggota yang lain, lalu mereka diuji secara
individual melalui game akademik. Nilai yang mereka peroleh dari game ini akan
menentukan skor kelompok mereka masing-masing.
5.
TAI (Teams
Accelerated Instruction)
Dalam model TAI siswa dikelompokkan
berdasarkan kelompoknya yang beragam. Masing-masing kelompok terdiri dari empat
siswa dan ditugaskan untuk menyelesaikan materi pembelajaran atau PR tertentu.
Dimana setiap kelompok diberi serangkaian
tugas tertentu untuk dikerjakan bersama-sama. Poin-poin dalam tugas dibagikan
secara berurutan, misalnya: dalam materi IPA yang terdiri dari 8 soal, berarti
4 anggota dalam setiap kelompok harus saling bergantian menjawab soal-soal
tersebut. Setelah itu, masing-masing anggota diberi tes individu tanpa bantuan
dari anggota yang lain. Selama menjalani tes individu ini guru harus
memperhatikan setiap siswa (kemampuan siswa bekerja secara mandiri. [4]
C. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif
a.
Pembelajaran secara tim
Pembelajaran kooperatif adalah
pembelajaran secara tim. Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh
karena itu, tim harus mampu membuat siswa belajar. Semua anggota tim (anggota
kelompok) harus saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran. Untuk
itulah, kriteria keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh keberhasilan tim.
b.
Didasarkan pada manajemen kooperatif
Sebagaimana pada umumnya, manajemen
mempunyai empat fungsi pokok yaitu Perencanaan, Organisasi, Pelaksanaan, dan
Kontrol. Demikian juga dalam pembelajaran kooperatif. Perencanaan menunjukkan
bahwa pembelajaran memerlukan perencanaan yang matang agar proses pembelajaran
berjalan secara efektif. Pelaksanaan menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif
harus dilaksanakan sesuai dengan perencanaan melalui langkah-langkah
pembelajaran yang sudah ditentukan termasuk ketentuan-ketentuan yang sudah
disepakati bersama. Fungsi organisasi menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif
adalah pekerjaan bersama antar setiap anggota kelompok. Oleh sebab itu, perlu
diatur tugas dan tanggung jawab setiap anggota kelompok.
Fungsi kontrol menunjukkan bahwa
dalam pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria keberhasilan baik
melalui tes maupun non tes.
c. Kemauan
untuk bekerja sama
Keberhasilan pembelajaran kooperatif
ditentukan oleh keberhasilan secara kelompok. Oleh sebab itu, prinsip bekerja
sama perlu ditekankan dalam proses pembelajaran kooperatif.
Setiap anggota kelompok bukan saja
harus diatur tugas dan tanggung jawab masing-masing, akan tetapi juga
ditanamkan perlunya saling membantu, misalnya siswa yang pintar membantu siswa
yang kurang pintar.
d.
Keterampilan bekerja sama
Kemampuan untuk bekerja sama itu
kemudian dipraktikkan melalui aktivitas dan kegiatan yang tergambar dalam
keterampilan bekerja sama. Dengan demikian, siswa perlu didorong untuk mau dan
sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain.
Siswa perlu dibantu mengatasi berbagai
hambatan dalam berinteraksi dan berkomunikasi, sehingga setiap siswa dapat
menyampaikan ide, mengemukakan pendapat dan memberi kontribusi kepada
keberhasilan kelompok.
D. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran
Kooperatif
1.
Kelebihan strategi pembelajaran
kooperatif
Kelebihan
pembelajaran kooperatif sebagai suatu strategi pembelajaran diantaranya :
a.
Melalui strategi pembelajaran kooperatif
siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat menambah
kepercayaan kemampuan berfikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai
sumber dan belajar dari siswa yang lain.
b.
Strategi pembelajaran kooperatif dapat
mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara
verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.
c.
Strategi pembelajaran kooperatif dapat
membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala
keterbatasannnya serta menerima segala perbedaan.
d.
Strategi pembelajaran kooperatif dapat
membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam
belajar.
e.
Melalui strategi pembelajaran kooperatif
dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamnnnya sendiri,
menerima umpan balik.[5]
2.
Kekurangan strategi pembelajran
kooperatif
a.
Untuk memahami dan mengerti filosofi
pembelajaran kooperatif membutuhkan cukup waktu, seperti siswa yang dianggap
memiliki kelebihan, mereka akan merasa terhambat oleh siswa yang dianggap
kurang memiliki kemampuan. Akibatnya, keadaan semacam ini dapat mengganggu
iklim kerjasama.
b.
Ciri utama strategi pembelajaran
kooperatif adalah siswa saling membelajarkan, oleh karena itu tanpa peer teaching yang efektif, maka
pembelajaran tidak bisa berjalan dengan baik dan apa yang dipelajari dan
dipahami siswa tidak pernah tercapai.
c.
Penilaian yang diberikan dalam strategi pembelajaran
kooperatif didasarkan pada hasil kerja kelompok.
d.
Kebehasilan strategi pembelajaran
kooperatif dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode
yang cukup panjang.
e.
Kemampuan bekerjasama merupakan
kemampuan yang sangat penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktifitas dalam
kehidupan yang hanya didasarkan pada kemampuan secara individual.[6]Dalam proses pembelajaran guru belum banyak memberiksesean kesempatan kepad
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan pendidikan :
Madrasah Ibtidaiyah
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas / Semester : VI
/ 2
Tema / sub tema :
Tata Surya
Alokasi waktu : 1 x 30 menit
I.
STANDAR KOMPETENSI
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca)
dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang tata surya .
II.
KOMPETENSI DASAR
3.1
Mengetahui
pengertian tentang sistem tata surya
3.2
Mengenal
tentang anggota tata surya
3.3
Memahami
tentang anggota tata surya
III.
INDIKATOR
3.1.1
Menjelaskan pengertian tentang tata surya
3.1.2
Mencirikan
anggota tata surya.
3.1.3
Mengurutkan planet-planet dalam tata surya
IV.
TUJUAN PEMBELAJARAN
1.
Peserta didik dapat menjelaskan tata surya
2.
Peserta didik dapat menyebutkan
ciri-ciri anggota tata surya
3.
Peserta didik dapat mengurutkan planet-planet tata
surya dengan benar dan tepat
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin, Rasa hormat
dan perhatian, Tekun, Tanggung jawab , Rasa ingin tahu dan Ketelitian
V. MATERI AJAR (MATERI POKOK)
Tata Surya
a.
Pengertian tata surya
b.
Anggota-anggota tata surya
VI.
MODEL / METODE
PEMBELAJARAN
Model : STAD (Student Team-Achievement Divisions)
Metode :
Ceramah, Tanya jawab dan diskusi
VII.
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
Deskripsi kegiatan
|
Alokasi
waktu
|
·
Guru memberikan salam dan menanyakan keadaan siswa
·
Guru mengecek tentang kehadiran siswa
·
Guru memberikan stimulus dan motivasi kepada siswa
·
Menginformasikan tema yang akan dibelajarkan
|
(5 menit)
|
·
Siswa diajak befikir tentang tata surya
·
Siswa menyebutkan nama-nama planet dengan
menggunakan media gambar
·
Guru membentuk kelompok diskusi menjadi 8 kelompok
·
Siswa diberi gambar-gambar planet dan mendiskusikan
gambar tersebut dengan kelompoknya.
·
Guru menyiapkan
kuis (dalam bentuk pertanyaan) yang akan diberikan kepada siswa dan
menjelaskan aturan kuis tersebut.
·
Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru
·
Siswa yang menjawab pertanyaan tersebut akan
mendapat skor
|
(20 menit)
|
·
Guru menyimpulkan materi pelajaran bersama dengan siswa
·
Pertemuan diakhiri dengan salam
|
(5
menit)
|
VIII. SUMBER
BELAJAR dan MEDIA
Buku IPA SD Kelas VI
Gambar
planet
LCD
IX.
PENILAIAN
·
Teknik penilaian
a.
Penilaian proses
Menggunakan format pengamatan dilakukan dalam kegiatan
pembelajaran sejak dari kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir
b.
Penilaian hasil belajar
Menggunakan instrumen hasil belajar dengan tes tulis
·
Bentuk Instrumen
1.
Penilaian proses
a)
Penilaian kinerja
b)
Penilaian produk
2.
Penilaian hasil belajar
a)
Lembar format
penilaian
b)
Uraian objektif
·
Contoh Instrumen
1)
Apa pengertian tata surya?
2)
Sebutkan ciri-ciri planet
dalam tata surya?
3)
Tuliskan urutan planet dalam
tata surya
FORMAT KRITERIA PENILAIAN
Produk ( hasil diskusi )
No.
|
Aspek
|
Kriteria
|
Skor
|
1.
|
Konsep
|
semua benar
sebagian besar benar
sebagian kecil benar
semua salah
|
4
3
2
1
|
Performansi
No.
|
Aspek
|
Kriteria
|
Skor
|
1.
2.
3.
|
Pengetahuan
Praktek
Sikap
|
Sangat menguasai
Menguasai
Kurang menguasai
tidak menguasai
Sangat aktif
aktif
kurang aktif
tidak aktif
Sangat baik
baik
kurang baik
tidak baik
|
4
3
2
1
4
3
2
1
4
3
2
1
|
LEMBAR PENILAIAN
No
|
Nama Siswa
|
Performan
|
Produk
|
Jumlah
Skor
|
Nilai
|
||||||
Pengetahuan
|
Praktek
|
Sikap
|
|||||||||
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
|
|||||||||||
Mengetahui Semarang,
25 april 2014
Kepala sekolah Guru
kelas VI
Zuanita Adriyani M.pd Alfi
Nur Santi
[1] Suyadi, Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter, (Bandung: PT Remaja
Rosda Karya, 2013), hlm. 61-62
[2] Muchlas Samani, Pendidikan Karakter, (Bandung: PT Remaja
Rosda Karya, 2012), hlm. 160
[3] M. Saekan Muchith, Cooperatifve Learning, (Semarang: RaSAIL
Media Group, 2010), hlm. 90-91
[4] Miftahul huda, Cooperatif learning, ( Yogyakarta :
pustaka pelajar , 2012 ) , hlm. 114- 125
Tidak ada komentar:
Posting Komentar