salju

Selasa, 02 Desember 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF IPA DI MI

     I.          PENDAHULUAN

Pembelajaran IPA adalah pembelajaran yang melibatkan keaktifan anak secara penuh, karena dalam pembelajaran IPA terdapat pengetahuan yang sistematis dan disusun dengan menghubungkan gejala-gejala alam yang bersifat kebendaan dan didasarkan pada hasil pengamatan dan penyelidikan, maka diperlukan kelibatan anak secara utuh dalam pembelajaran tersebut. Selain itu dalam kegiatan pembelajaran IPA tidak hanya menyangkut teori, konsep-konsep IPA tetapi diperlukan kegiatan real yang mengacu pada alam, karena pembelajaran IPA sebenarnya pembelajaran yang berdasarkan pada alam sekitar sebagai sumber dan media pembelajaran.
Dan dalam hal ini, di perlukan kreatifitas guru dalam kegiatan pembelajaran agar tujuan pembelajaran IPA tercapai dengan baik. Maka dari itu seorang guru dituntut  menggunakan model pembelajaran yang tepat, yaitu diantaranya dengan model kooperatif      ( cooperatif learning ) pada saat proses pembelajaran, karena akan sangat membantu guru dalam hal penyampaian materi pembelajaran yang diinginkan dan murid akan sangat mudah memahami materi yang diajarkan, sehingga tercipta pembelajaran yang asyik, efektif dan menyenangkan. Selain itu, model pembelajran kooperatif lebih banyak dalam memberikan kesempatan pada siswa untuk aktif turut serta mencari sumber-sumber yang dapat dimanfaatkan sehingga menringkatkan aktifitas belajar dan dapat memperkaya wawasan siswa.

  II.          RUMUSAN MASALAH
A.    Apa pengertian dan tujuan model pembelajaran kooperatif ?
B.     Apa saja macam-macam model pembelajaran?
C.     Apa karakteristik model pembelajaran kooperatif ?
D.    Apa saja kelebihan dan kekurangan model kooperatif ?
E.     Bagaiman penerapan model kooperatif dalam kegiatan pembelajaran ? 








   III.     PEMBAHASAN
A.  Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif ( cooperatif learning )
1.    Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
                 Model secara umum diartikan sebagai pola umum pembelajaran atau rancangan dari rangkaian tindakan pembelajaran, sehingga tindakan terpola berdasarkan prinsip-prinsip tertentu secara sistematis terarah pada tujuan yang hendak dicapai.
              Model pembelajaran kooperatif adalah belajar kelompok. Kelompok disini merupakan rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta didik dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Cooperative learning merupakan strategi pembelajaran kelompok yang dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik, sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri. Selain itu, Cooperative learning merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan atau tim kerja (4 sampai 6 peserta didik) dengan latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda.[1]
              Menurut Scott B.Watson dari School of Education, Faculty Publications and Presentations Liberty University (1992) dalam makalahnya yang berjudul The Essential Elements of Cooperative Learning menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah lingkungan belajar kelas yang memungkinkan siswa bekerja sama untuk mengerjakan tugas-tugas akademiknya dalam suatu kelompok kecil heterogen.[2]
2.      Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif
Tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya ( Slavin, 1994).
    Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yang dirangkum oleh ibrahim, et al. (2000), yaitu :

a.  Hasil belajar akademik
          Dalam belajar kooperatif meskipun mencakup beragam tujuan sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademik penting lainnya.
b. Penerimaan terhadap perbedaan individu
          Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, dan ketidakmampuannya.
c.  Pengembangan ketrampilan sosial
          Tujuan penting ketiga pembelajaran kooperatif adalah mengajarkan kepada siswa ketrampilan bekerja sama dan berkolaborasi.[3]

B.  Macam-macam Model Pembelajaran Kooperatif
1.      Jigsaw
      Dalam model jigsaw, siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri 5 anggota. Setiap kelompok diberi informasi yang membahas salah satu topik dari mata pelajaran saat itu. Dari informasi yang diberikan pada setiap kelompok ini, masing-masing anggota harus mempelajari bagian-bagian yang berbeda dari informasi tersebut. Setelah mempelajari informasi tersebut dalam kelompoknya masing-masing, setiap anggota yang mempelajari bagian-bagian ini berkumpul dengan anggota-anggota dari kelompok lain yang juga menerima bagian-bagian materi yang sama (kelompok ahli). Dalam kelompok ahli ini masing-masing siswa saling berdiskusi dan mencari cara terbaik bagaimana menjelaskan bagian informasi itu kepada teman-teman satu kelompoknya yang semula. Setelah diskusi selesai, semua siswa dalam kelompok ahli ini kembali ke kelompoknya yang semula, dan masing-masing dari mereka mulai menjelaskan bagian informasi tersebut kepada teman-teman sekelompoknya.
2.      STAD (Student Team-Achievement Divisions)
      Dalam model STAD, setiap siswa dikelompokkan secara beragam berdasarkan kemampuan, gender, ras, dan etnis. Pertama-tama siswa mempelajari materi bersama dengan teman-teman satu kelompoknya, kemudian mereka diuji secara individual melalui kuis-kuis.

      Perolehan nilai kuis setiap anggota menentukan skor yang diperoleh oleh kelompok mereka. Jadi, setiap anggota harus berusaha memperoleh nilai maksimal dalam kuis jika kelompok mereka ingin mendapatkan skor yang tinggi. Slavin menyatakan bahwa model STAD ini dapat diterapkan dalam beragam materi pelajaran, termasuk sains yang didalamnya terdapat unit tugas yang hanya memiliki satu jawaban yang benar.
3.      STL (Student Teams Learning)
      Semua model pembelajaran kooperatif termasuk model-model STL, berdasarkan pada prinsip bahwa siswa harus belajar bersama dan bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan pembelajaran teman-teman satu kelompoknya.
Ada tiga konsep yang mendasari model-model Student Team Learning:
a.       Penghargaan kelompok (team reward)
b.      Tanggung jawab individu (individual accountability)
c.       Kesempatan yang sama untuk sukses (equal opportunities for succes)
  Kelompok hanya akan memperoleh penghargaan (reward) jika mereka mampu mencapai atau melebihi kriteria yang telah ditentukan. Meski demikian, bukan berarti kelompok ini harus berkompetisi untuk memperoleh penghargaan “yang langka” tersebut. Semua kelompok tetap memiliki kesempatan yang sama untuk mencapai kriteria itu. Tidak ada kelompok yang menang ataupun yang kalah.
4.       TGT (Teams Games Turnaments)
      Dalam model TGT setiap siswa ditempatkan dalam satu kelompok yang terdiri dari tiga orang yang berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi. Dengan demikian, masing-masing kelompok memiliki komposisi anggota yang comparable. Komposisi ini dicatat dalam tabel khusus (tabel turnamen), yang setiap minggunya harus diubah. Dalam TGT setiap anggota ditugaskan untuk mempelajari materi terlebih dahulu bersama dengan anggota-anggota yang lain, lalu mereka diuji secara individual melalui game akademik. Nilai yang mereka peroleh dari game ini akan menentukan skor kelompok mereka masing-masing.
5.      TAI (Teams Accelerated Instruction)
      Dalam model TAI siswa dikelompokkan berdasarkan kelompoknya yang beragam. Masing-masing kelompok terdiri dari empat siswa dan ditugaskan untuk menyelesaikan materi pembelajaran atau PR tertentu.
      Dimana setiap kelompok diberi serangkaian tugas tertentu untuk dikerjakan bersama-sama. Poin-poin dalam tugas dibagikan secara berurutan, misalnya: dalam materi IPA yang terdiri dari 8 soal, berarti 4 anggota dalam setiap kelompok harus saling bergantian menjawab soal-soal tersebut. Setelah itu, masing-masing anggota diberi tes individu tanpa bantuan dari anggota yang lain. Selama menjalani tes individu ini guru harus memperhatikan setiap siswa (kemampuan siswa bekerja secara mandiri. [4]

C.  Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif
a. Pembelajaran secara tim
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran secara tim. Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus mampu membuat siswa belajar. Semua anggota tim (anggota kelompok) harus saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran. Untuk itulah, kriteria keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh keberhasilan tim.
b. Didasarkan pada manajemen kooperatif
Sebagaimana pada umumnya, manajemen mempunyai empat fungsi pokok yaitu Perencanaan, Organisasi, Pelaksanaan, dan Kontrol. Demikian juga dalam pembelajaran kooperatif. Perencanaan menunjukkan bahwa pembelajaran memerlukan perencanaan yang matang agar proses pembelajaran berjalan secara efektif. Pelaksanaan menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif harus dilaksanakan sesuai dengan perencanaan melalui langkah-langkah pembelajaran yang sudah ditentukan termasuk ketentuan-ketentuan yang sudah disepakati bersama. Fungsi organisasi menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pekerjaan bersama antar setiap anggota kelompok. Oleh sebab itu, perlu diatur tugas dan tanggung jawab setiap anggota kelompok.
Fungsi kontrol menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria keberhasilan baik melalui tes maupun non tes.
c. Kemauan untuk bekerja sama
Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara kelompok. Oleh sebab itu, prinsip bekerja sama perlu ditekankan dalam proses pembelajaran kooperatif.
Setiap anggota kelompok bukan saja harus diatur tugas dan tanggung jawab masing-masing, akan tetapi juga ditanamkan perlunya saling membantu, misalnya siswa yang pintar membantu siswa yang kurang pintar.
d. Keterampilan bekerja sama
Kemampuan untuk bekerja sama itu kemudian dipraktikkan melalui aktivitas dan kegiatan yang tergambar dalam keterampilan bekerja sama. Dengan demikian, siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain.
Siswa perlu dibantu mengatasi berbagai hambatan dalam berinteraksi dan berkomunikasi, sehingga setiap siswa dapat menyampaikan ide, mengemukakan pendapat dan memberi kontribusi kepada keberhasilan kelompok.

D.  Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif
1.    Kelebihan strategi pembelajaran kooperatif
Kelebihan pembelajaran kooperatif sebagai suatu strategi pembelajaran diantaranya :
a.  Melalui strategi pembelajaran kooperatif siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berfikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber dan belajar dari siswa yang lain.
b. Strategi pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.
c.  Strategi pembelajaran kooperatif dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannnya serta menerima segala perbedaan.
d. Strategi pembelajaran kooperatif dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.
e.  Melalui strategi pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamnnnya sendiri, menerima umpan balik.[5]
2.    Kekurangan strategi pembelajran kooperatif
a.  Untuk memahami dan mengerti filosofi pembelajaran kooperatif membutuhkan cukup waktu, seperti siswa yang dianggap memiliki kelebihan, mereka akan merasa terhambat oleh siswa yang dianggap kurang memiliki kemampuan. Akibatnya, keadaan semacam ini dapat mengganggu iklim kerjasama.
b. Ciri utama strategi pembelajaran kooperatif adalah siswa saling membelajarkan, oleh karena itu tanpa peer teaching yang efektif, maka pembelajaran tidak bisa berjalan dengan baik dan apa yang dipelajari dan dipahami siswa tidak pernah tercapai.
c.  Penilaian yang diberikan dalam strategi pembelajaran kooperatif didasarkan pada hasil kerja kelompok.
d. Kebehasilan strategi pembelajaran kooperatif dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode yang cukup panjang.
e.  Kemampuan bekerjasama merupakan kemampuan yang sangat penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktifitas dalam kehidupan yang hanya didasarkan pada kemampuan secara individual.[6]Dalam proses pembelajaran guru belum banyak memberiksesean kesempatan kepad
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

                  Satuan pendidikan      : Madrasah Ibtidaiyah 
Mata Pelajaran            : Ilmu Pengetahuan Alam  
Kelas / Semester         : VI / 2
Tema / sub tema          : Tata Surya
Alokasi waktu             :  1 x  30 menit  

  
I.                    STANDAR KOMPETENSI
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang tata surya .
   
II.                KOMPETENSI DASAR
3.1                             Mengetahui pengertian tentang  sistem tata surya
3.2                             Mengenal tentang anggota tata surya
3.3                             Memahami tentang anggota tata surya

III.             INDIKATOR
3.1.1        Menjelaskan pengertian tentang tata surya
3.1.2        Mencirikan anggota tata surya.
3.1.3        Mengurutkan planet-planet dalam tata surya

IV.             TUJUAN PEMBELAJARAN
1.      Peserta didik dapat menjelaskan tata surya
2.      Peserta didik dapat menyebutkan ciri-ciri anggota tata surya
3.      Peserta didik dapat mengurutkan planet-planet tata surya dengan benar dan tepat

      Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin, Rasa hormat dan perhatian, Tekun, Tanggung jawab ,  Rasa ingin tahu dan Ketelitian

V.       MATERI AJAR (MATERI POKOK)
Tata Surya
a.       Pengertian tata surya
b.      Anggota-anggota tata surya
VI.              MODEL / METODE PEMBELAJARAN
Model                    :  STAD (Student Team-Achievement Divisions)
 Metode                 : Ceramah, Tanya jawab dan diskusi


VII.          LANGKAH-LANGKAH  KEGIATAN PEMBELAJARAN

 Deskripsi kegiatan
Alokasi waktu
  1. Pendahuluan
·         Guru memberikan salam dan menanyakan keadaan siswa
·         Guru mengecek tentang kehadiran siswa
·         Guru memberikan stimulus dan motivasi kepada siswa
·         Menginformasikan tema yang akan dibelajarkan

(5 menit)
  1. Kegiatan Inti
·         Siswa diajak befikir tentang tata surya
·         Siswa menyebutkan nama-nama planet dengan menggunakan media gambar
·         Guru membentuk kelompok diskusi menjadi 8 kelompok
·         Siswa diberi gambar-gambar planet dan mendiskusikan gambar tersebut dengan kelompoknya.
·         Guru menyiapkan  kuis (dalam bentuk pertanyaan) yang akan diberikan kepada siswa dan menjelaskan  aturan kuis tersebut.
·         Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru
·         Siswa yang menjawab pertanyaan tersebut akan mendapat skor

(20 menit)

  1. Penutup
·         Guru menyimpulkan materi pelajaran bersama dengan siswa
·         Pertemuan diakhiri dengan salam

(5                                                        menit)

VIII.       SUMBER BELAJAR dan MEDIA
                  Buku  IPA SD Kelas VI
                  Gambar planet
                  LCD

IX.             PENILAIAN 
·         Teknik penilaian
a.    Penilaian proses
Menggunakan format pengamatan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran sejak dari kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir
b.    Penilaian hasil belajar
Menggunakan instrumen hasil belajar dengan tes tulis
·         Bentuk Instrumen
1.      Penilaian proses
a)      Penilaian kinerja
b)      Penilaian produk
2.      Penilaian hasil belajar
a)     Lembar format penilaian
b)   Uraian objektif
·         Contoh Instrumen
1)      Apa pengertian tata surya?
2)      Sebutkan ciri-ciri planet dalam tata surya?
3)      Tuliskan urutan planet dalam tata surya




FORMAT KRITERIA PENILAIAN

            Produk ( hasil diskusi )
No.
Aspek
Kriteria
Skor
1.
Konsep
semua benar
sebagian besar benar
sebagian kecil benar
semua salah
4
3
2
1

            Performansi
No.
Aspek
Kriteria
Skor
1.




2.




3.
Pengetahuan




Praktek




Sikap
 Sangat menguasai
 Menguasai
 Kurang menguasai
 tidak menguasai

 Sangat aktif 
 aktif
 kurang aktif
 tidak aktif

   Sangat baik
   baik
   kurang baik
   tidak baik
4
3
2
1

4
3
2
1

4
3
2
1







 LEMBAR PENILAIAN
No
Nama Siswa
Performan
Produk
Jumlah
Skor
Nilai
Pengetahuan
Praktek
Sikap
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.




Mengetahui                                                                                         Semarang, 25 april 2014
Kepala sekolah                                                                                    Guru kelas VI



Zuanita Adriyani M.pd                                                                       Alfi Nur Santi



[1] Suyadi, Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2013), hlm. 61-62       
[2] Muchlas Samani, Pendidikan Karakter, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2012), hlm. 160
[3] M. Saekan Muchith, Cooperatifve Learning, (Semarang: RaSAIL Media Group, 2010), hlm. 90-91
[4] Miftahul huda, Cooperatif learning, ( Yogyakarta : pustaka pelajar , 2012 ) , hlm. 114- 125
[5] M. Saekan Muchith, Cooperative Learning, (Semarang: RaSAIL Media Group, 2010), hlm. 110-111
[6] M. Saekan Muchith, Cooperative Learning, (Semarang: RaSAIL Media Group, 2010), hlm. 112-113

Tidak ada komentar:

Posting Komentar