GENERASI PERTAMA ( Dakwah sembunyi-sembunyi )
Pada masa awal kenabian Nabi Muhammad SAW melaksanakan dakwah
secara tersembunyi,dimulai dari orang-orang terdekatnya. Dakwah tersebut
menghasilkan generasi Islam pertama yang kemudian dikenal sebagai as-sabiqunal
awwalun, yang mana tidak hanya dari pria dan wanita dewasa, akan tetapi
anak-anak yaitu Ali bin Abi Thalib saat masih berusia 10-11 tahun.
1.
Muhammad
senang mengasingkan diri
Semenjak
sering mengalami mimpi yang nyata, Muhammad sering menyendiri. Nabi
mengasingkan di gua hira’ untuk membersihkan dirinya dari kedzaliman, iri hati,
dengki, dan dendam.
2.
Perjanjian
para Nabi atas Muhammad SAW
Orang-orang
yang diangkat menjadi Nabi dan Rasul oleh Allah SWT, selalu diingatkan bahwa
kelak akan ada seorang Rasul terakhir, penutup Nabi-Nabi yang pernah ada.
Secara tersirat dan tersurat, Allah telah menyampaikan kerasulan Muhammad.
3.
Muhammad
diangkat menjadi Nabi
Ketika
Muhammad tertidur di Gua Hira’, dikejutkan dengan kehadiran malaikat Jibril
yang membawa kitab yang dilipat dengan sehelai kain sutra. Jibril membuka
kitab, lalu berkata “ Bacalah “!, Muhammad berkata “ Aku tidak bisa membaca “
tubuhnya gemetar. Kemudian Jibril membacakan surah al-alaq ayat 1-5, sampai
tubuh Nabi gemetar mendengarkannya, dan menyimak serta mengingatnya.
4.
Menemui
Waraqah bin Naufal
Khadijah
membawa Muhammad SAW menemui Waraqah bin Naufal, sepupu Khadijah yang sudah tua
dan tuna netra. Waraqah adalah penganut nasrani dan terampil menulis bahasa
ibrani. Khadijah memintanya untuk
mendengarkan cerita yang dialami nabi.
5.
Wahyu
terputus sementara
Rasulullah
SAW cukup lama tidak menerima wahyu semenjak mendapatkan di gua hira’.
Terputusnya wahyu membuat Rasulullah merasa sedih dan gelisah, merasakan
kerinduan dan berharap wahyu turun lagi.
6.
Seruan
kepada orang yang berselimut
Terputusnya
wahyu membuat Nabi merindukan sekaligus bersemangat untuk menerima wahyu
berikutnya, Rasulullah berada di gua hira’ selama 1 bulan tapi jibril tidak
menampakkan diri. Dalam hal ini turunlah wahyu surah Al-Mudatsir ayat 1-4 dan
As-Syu’ara ayat 214 tentang perintah berdakwah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar