salju

Rabu, 07 Januari 2015

mengajarkan tanggung jawab dan disiplin pada anak



I.          LATAR BELAKANG
Di Indonesia pelaksanaan pendidikan karakter saat ini memang di rasakan mendesak. Gambaran situasi masyarakat bahkan situasi dunia pendidikan di Indonesia menjadi motivasi pokok pembentukan pendidikan karakter . Pendidikan karakter di Indonesia dirasakan amat perlu pengembangannya bila mengingat makin meningkatnya tawuran antar pelajar, kenakalan remaja, dan lain-lain. Bahkan yang paling penting dan memprihatinkan, keinginan untuk membangun sifat tanggung jawab dan meningkatkan kedisiplinan  pada diri anak- anak. 1 Dalam hal ini pendidikan karakter dengan mengajarkan kepada anak tentang pentingnya sikap tanggung jawab dan disiplin dirasa perlu, karena dalam hal ini anak akan memiliki sikap yang baik dan berjiwa tinggi, serta untuk menunjang dari sikap kepribadian diri si anak tersebut. Seperti kita ketahui bahwa beberapa bulan yang lalu publik di kejutkan oleh anak seorang musisi terkenal Ahmad Dhani dan Maia Estianty, yang bernama Abdul Qadir Al-jaelani dalam peristiwa kecelakaan maut yang menyebabkan 6 orang meninggal dan lainnya mengalami luka-luka, dalam hal ini pihak kepolisian memberikan keterangan bahwanya Dul panggilan akrabnya pada peristiwa itu dalam  mengemudikan mobil sendiri dan bersama temannya. Hal ini menunjukkan kurangnya kedisiplinan dan tanggung jawab dari orang tua dalam pengawasan terhadap anak-anak mereka, maka dari itu orang tua harus memperhatikan dan melakukan pengawasan ekstra terhadap anak dan perlu di ajarkan sikap tanggung jawab, dimana setiap perbuatan anak akan di pertanggung jawabkan .
  II.     PEMBAHASAN
A.   Pengertian Tanggung jawab
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya. Sebagaimana di jelaskan di dalam kitab suci  Al-qur’an “ apakah manusia itu akan di biarkan begitu saja ( tanpa pertanggung jawaban ? ” ( Qs. Al-qiyamah : 36 ). Dan dalam kehidupan sehari-hari bertanggung jawab pada umumnya di artikan sebagai “ berani menanggung risiko         ( akibat) dari suatu perbuatun atau tindakan yang di lakukan “.

Bertanggung jawab di maksudkan sebagai suatu keadaan di mana semua tindakan atau perbuatan atau sikap dimana merupakan penjelmaan dari nilai-nilai moral serta nilai-nilai luhur kesusilaan atau keagamaan.2
Tanggung jawab pada taraf yang paling rendah adalah kemampuan seseorang untuk menjalankan kewajiban karena dorongan dari dalam dirinya atau panggilan jiwa. Ini adalah tanggung jawab yang paling dasar atau di sebut sebagai responsibility. Di atas responsibility masih ada jenis tanggung jawab yang derajatnya lebih tinggi yaitu perceived responsibility, merupakan rasa tanggung jawab seseorang atau sesuatu yang menurut pandangan umum bukan merupakan tanggung jawabnya, ia melakukan semata-mata karena merasa telah menerima hak atas pekerjaan itu, dan karena panggilan jiwa.3
Tanggung jawab atau responsibility, bisa berarti repons to ability. Dapat dipahami bahwa tanggung jawab sejalan dengan tingkat kemampuan seseorang dalam sebuah peran tertentu untuk menunjukkan respons dan kepeduliannya atas apa yang menjadi peran yang dimainkannya. Tanggung jawab adalah perbuatan yang kita lakukan dalam[1] kehidupan sehari-hari dan merupakan kewajiban. Tanpa tanggung jawab, maka kehidupan akan kacau. Misalnya saja, ada seorang pelajar yang tidak melakukan tanggung jawabnya untuk belajar sebagaimana mestinya di lakukan seorang pelajar, maka sekolahnya akan berantakan. Atau ada orang tua tidak menjalankan kewajibannya sebagai orang tua untuk mencari nafkah bagi anak-anaknya dan tidak mengajari anak-anaknya, tentu saja anak-anaknya akan mengalami kesusahan dan mengalami kebodohan. Pentingnya tanggung jawab di dalam diri seseorang adalah agar orang tersebut tidak mengalami kegagalan atau kerugian untuk dirinya maupun orang lain. Karena dengan adanya tanggung jawab, kita akan mendapatkan hak kita seutuhnya. Dengan tanggung jawab juga orang akan lebih memiliki siati yang besar untuk kita, dengan sendirinya derajat dan kualitas kita di mata orang lain akan tinggi kaena memiliki tanggung jawab yang besar. 4

Manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang bertanggung jawab. Disebut demikian karena manusia, selain merupakan makhluk individual dan makhluk sosial, juga merupakan makhluk Tuhan. Manusia memiliki tuntutan yang besar untuk bertanggung jawab mengingat ia mementaskan sejumlah peranan dalam konteks sosial, individual atupun teologis. Dalam konteks sosial manusia merupakan makhluk sosial. Ia tidak dapat hidup sendirian dengan perangkat nilai-nilai selera sendiri.  Nilai-nilai yang di perankan seseorang dalam jalinan sosial harus di pertanggung jawabkan sehingga tidak mengganggu konsensus nilai yang telah di setujui bersama. Masalah tanggung jawab dalam konteks individual berkaitan dengan konteks teologis. Manusia sebagai makhluk individual artinya manusia harus bertanggung jawab terhadap dirinya ( keseimbangan jasmani dan rohani ) dan harus bertanggung jawab terhadap Tuhannya ( sebagai penciptanya ) . Tanggung  jawab manusia terhadap dirinya akan lebih kuat intensitasnya apabila ia memiliki kesadaran yang mendalam.
Demikian tanggung jawab manusia terhadap Tuhan-nya timbul karena manusia sadar akan keyakinannya terhadap nilai-nilai . Dalam  hal ini terutama keyakinannya
terhadap nilai yang bersumber dari ajaran agama. Manusia bertanggung jawab terhadap kewajibannya menurut keyakinan agamanya. Tanggung jawab dalam konteks pergaulan manusia adalaah keberanian. Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang berani menanggung resiko atas segala yang menjadi tanggung jawabnya. Ia jujur terhadap dirinya dan juur terhadap orang lain, tidak pengecut dan mandiri. Dengan rasa tanggung jawab, orang yang bersangkutan akan berusaha melalui seluruh potensi dirinya. Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang mau berkorban demi kepentingan orang lain. Tanggung jawab erat kaitannya dengan kewajiban. Kewajiban adalah sesuatu yang di bebankan terhadap seseorang. Kewajiban merupakan bandingan terhadap hak, dan dapat juga tidak mengacu kepada hak. Maka tanggung jawab dalam hal ini adalah tanggung jawab terhadap kewajibannya.
Pembagian kewajiban bermacam-macam dan berbeda-beda. Setiap keadaan hidup menentukan kewajiban yang tertentu. Status dan peranan menentukan kewajiban seseorang . kewajiban di bagi menjadi dua bagian, yaitu :
1.        Kewajiban terbatas : kewajiban ini tanggung jawabnya di berlakukan kepada setiap orang sama, tidak dibeda-bedakan. Contohnya, undang-undang larangan membunuh, mencuri, yang di sampingnya di adakan hukuman-hukuman.


2.        Kewajiban tidak terbatas : kewajiban ini tanggung jawabnya di berlakukan kepada semua orang. Tanggung jawab terhadap kewajiban ini nilainya lebih tinggi, sebab di jalankan oleh suara hati, seperti keadilan dan kebajikan.
Orang yang bertanggung jawab dapat memperoleh kebahagiaan, sebab dapat menunaikan kewajibannya . kebahagiaan tersebut dapat di rasakan oleh dirinya sendiri atau orang lain. Sebaliknya, orang yang tidak bertanggung jawab akan menghadapi kesulitan, sebab ia tidak mengikuti aturan , norma, atau nilai-nilai yang berlaku. Problema utama yang di rasakan pada zaman sekarang, sehubungan dengan masalah tanggung jawab, adalah berkaratnya atau rusaknya perasaan moral dan rasa hormat diri terhadap pertanggung jawaban. Orang yang bertanggung jawab itu adil atau mencoba untuk berbuat adil. Tetapi adakalanya orang yang bertanggung jawab tidak dianggap adil karena runtuhnya nilai-nilai yang di pegangnya.
Orang yang demikian tentu akan mempertanggung jawabkan segala sesuatunya kepada Tuhan. Dia tidak nampak, tetapi menggerakkan dunia dan mengaturnya. Jadi,  orang semacan ini akan bertanggung jawab kepada Tuhannya.5 Sedangkan orang yang bertanggung jawab ( responsibility )adalah seseorang yang dapat di mintai tanggung jawab, dapat di percaya, dan melakukan apa yang di harapkan dari orang lain. Dengan kata lain, seorang yang bertanggung jawab, merespons ketika diminta melakukan sesuatu.6
B.   Macam-macam Tanggung Jawab
Menurut sifat dasarnya manusia dalah makhluk bermoral tetapi manusia juga seorang pribadi. Karena merupakan seorang pribadi maka manusia mempunyai pendapat sendiri, angan-angan itu manusia berbuat atau bertindak. Dalam hal ini manusia tak luput dari kesalahan, kekeliruan, baik di sengaja maupun tidak., oleh karena itu dalam hal ini manusia harus bertanggung jawab baik kepda dirinya sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa dan Tuhan.
1)        Tanggung jawab kepada dirinya sendiri
Segala sesuatu perbuatan atau tindakan yang dilakukan, terdapat akibat dan resiko yang harus di tanggung sendiri.



Contoh :
Radi  membaca sambil berjalan, meskipun sebentar-sebentar ia melihat jalan, tetapi juga ia lengah dan terperosok ke sebuah lubang, hingga kakinya terkilir. Ia menyesali dirinya sendiri akan kejadian itu. Ia harus beristirahat di rumah beberapa hari konsekuensi tinggal di rumah beberapa hari merupakan tanggung jawab sendiri akan kelengahannya.
2)        Tanggung jawab kepada keluarga
Keluarga merupakan masyarakat kecil. Kelurga adalah suami-isteri, ayah-ibu, dan anak-anak. Tiap anngota keluarga wajib bertanggung jawab  kepada kelurganaya. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik kelurga, tetapi juga merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan dan kehidupan.
Contoh:
a.     Penyelewengan Dr. Tono (Sukartono) kepada Yah, berarti tidak bertanggung jawab akan kewajibannya sebagai suami. Sebaliknya, Tini, istri Tono yang kurang menghargai suaminya, juga merupakan contoh tidak berbahagia istri.  bertanggung jawabnya sebagai istri. (Belenggu-A. Pane).
b.    Perbuatan guru Isa mengambil barang-barang milik sekolah untuk dijual adalah merupakan pertanggung jawabnya sebagai kepala rumah tangga, meskipun tanggung jawab itu sebenarnya merupakan perbuatan yang melanggar norma hukum, norma susila, dan norma moral. (Jalan Tak Ada Ujung-Mochtar Lubis).
3)        Tanggung jawab kepada masyarakat
     Satu kenyataan pula, bahwa manusia adalah makhluk sosial. Manusia merupakan anggota masyarakat. Karena itu, dalam berpikir, bertingkah laku, berbicara, dan sebagainya manusia terikat oleh masyarakat. Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.[2]



  Contoh:
     Tut telah bertekad untuk berjuang meningkatakan derajat kaumnya dalam “Putri Sedar”, ia bertekad bahwa apa pun yang terjadi atas dirinya tetap akan dipertanggungjawabkan ..
“tidak, tidak, saya tiada boleh mendurhakai demikian terhadap asas, tujuan dan pendirian saya sendiri”. Apa boleh buat jalan yang sulit ini sudah saya pilih dari semula dan saya tiada boleh menyimpang lagi, meski ke mana sekalipun saya dibawanya.” (Layar Terkembang).
4)        Tanggung jawab terhadap Bangsa/Negara
     Satu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tidak individual, adlah warga negara suatu negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara. Manusia tidak dapat berbuat semau sendiri, bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus bertanggung jawab kepada negara.
Contoh :
     Dalam novel jalan tak ada ujung karya mochtar lubis, guru isa yang terkenal dengan guru yang baik, terpaksa mencuri barang-barang milik sekolah demi rumah tangganya. Perbuatan guru isa ini harus pula di pertanggung jawabkan kepada pemerintah. Kalau perbuatan itu, di ketahui ia harus berurusan dengan pihak kepolisisan dan pengadilan. Selain itu, kasus korupsi yang sedang marak terjadi di negeri kita merupakan perbuatan yang melanggar hukum karena telah merugikan negara, sehingga  wajib mempertanggungkan perbuatannya  kepada bangsa atau  negara.
5)        Tanggung jawab kepada Tuhan
     Manusia ada tidak dengan sendirinya, tetapi merupakan makhluk ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan manusia dapat mengembangkan  diri sendiri dengan sarana-sarana pada dirinya yaitu pikiran, perasaan, seluruh anggota tubuhnya, dan alam sekitarnya . Dalam mengembangkan dirinya manusia bertingkah laku dan berbuat. Sudah tentu dalam perbuatanya manusia membuat banyak kesalahan baik di sengeja maupun tidak. Sebagai  hamba Tuhan, manusia harus bertanggung jawab atas segala perbuatan yang salah itu dengan istilah agama atas segala dosa nya. Dalam kehidupan sehari-hari manusia bersembahyang sesuai dengan perintah Tuhan. Apabila tidak bersembahyang maka manusia itu harus mempertanggung jawabkan kelalaiannaya di akhirat nanti.

     Manusia hidup dalam perjuangan , begitu firman Tuhan. Tetapi bila manusia tidak bekerja keras untuk kelangsungan hidupnya, maka segala akibatnya harus di pikul sendiri, penderitaan akibat kelalaian adalah tanggung jawabnya. Meskipun manusia menutupi perbuatannya yang salah dengan segala jalan sesuai dengan kondisi dan kemampuannya, misalnya dengan hartanya, kekuasaannya, atau kekuatannya                 ( ancaman ), namun manusia tak dapat lepas dari tanggung jawabnya kepada Tuhan.7
C.       Tanggung jawab dalam Pendidikan
     Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional di sebutkan bahwa tujuan pendidikan adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Guru bertanggung jawab agar anak menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta menjadikan anak didiknnya menjadi manusia yang berakhlak mulia, manusia sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan di harapkan akan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Bagian akhir tujuan pendidikan nasional adalah warga negara yang bertanggung jawab. Dalam melaksanakan tanggung jawabnya, manusia dapat di lihat dari dua aspek, yaitu : manusia sebagai makhluk Tuhan dan manusia dalam hubunganya dengan sesama manusia dan alam.
1)   Manusia sebagai Makhluk Tuhan
  Manusia sebagai makhluk Tuhan berkewajiban untu melaksanakan segala perintahnya dan segala larangannya. Dalam hal ini Allah telah memberi petunjuk melalui Al-Qur’an dan Sunnah, bagaimana manusia harus beriman, bagaimana manusia harus menjalankan syariat Islam, dan bagaimana  manusia harus berbuat baik, baik kepada Allah, berbuat baik kepada sesama manusia, maupun berbuat baik kepada sesama makhluk lainnya, serta berbuat baik kepada alam dan lingkungannya, dan tidak boleh merusak alam. Dan Pendidik sebagai makhluk Tuhan dalam hidup dan kehidupannya senantiasa harus tunduk dan taat untuk melaksanakan aturan-aturan Tuhan tersebut. Karena itu seorang guru sebagai pendidik di sekolah, sudah seharusnya memahami nilai-nilai atau norma-norma agama dan sekaligus sudah dapat melaksanakannya dalam segala aspek kehidupannya.

2)        Manusia dalam hubungannya dengan sesama manusia dan alam
   Manusia mempunyai kecenderungan kepada masyarakat dan kehidupan sosial.berkaitan dengan hak dan kewajiban, tercermin manusia berbagai tanggung jawab manusia, seperti :
a.     Tanggung jawab manusia terhadap Keluarga
     Dalam Al-qur’an Allah berfirman : “ Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu,penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa-apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang di perintahkan “.  ( Qs. At-Tahrim : 6 )
b.     Tanggung jawab terhadap Sanak-Kerabat
Rasulullah SAW bersabda   : “Aku berpesan kepada umatku baik yang hadir maupun yang tidak hadir, maupun yang kini mereka masih berada dalam tulang sulbi ayah atau rahim ibu mereka hingga hari kiamat, hendaklah mereka menjalin silaturahmi dengan sanak kerabat mereka, karena silaturahmi merupakan bagian dari agama “
c.     Tanggung jawab terhadap Tetangga
Rasulullah bersabda : “ siapa yang mengkhianati tetangganya meskipun hanya sejengkal tanah maka Allah akan jadikan tanah itu hingga tingkat ketujuh sebagai tali pelana di lehernya  hingga Allah menghinakannya pada hari kiamat, kecuali jika dia bertobat. Siapa saja yang menyakiti tetangganya maka Allah haramkan wangi surga baginya dan tempatnya adalah neraka jahanam, dan itulah seburuk-buruknya tempat “.
d.    Tanggung jawab terhadap Ayah dan Ibu
Allah telah berfirman di dalam Al-qur’an : “ Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah  seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali –kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ ah “ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka berdua dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah , “ Wahai Tuhanku , kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil “. ( QS. Al-Isra : 23-24 )




e.     Tanggung jawab terhadap Anak
Kebaikan dan keburukan anak didunia ini akan dikaitkan dengan orang tuanya. Maka dari itu, orang tua berkewajiban membantunya dalam masalah akhlak yang baik, mengenak Allah dan ketaatan kepada-Nya, sehingga berkenaan dengan anak hendaklah engkau seperti orang yakin akan mendapat pahala jika berbuat kebajikan  kepadanya dan mendapat siksa jika berbuat kejelekan kapadanya. Selain itu, masih terdapat berpuluh-puluh tanggung jawab sosial lainnya, seperti tanggung jawab pemerintah terhadap rakyatnya dan tanggung jawab rakyat terhadap pemerintah, tanggung jawab ulama’ terhadap masyarakat dan tanggung jawab masyarakat terhadap ulama’.
 Dan tanggung jawab atasan terhadap bawahan dan tanggung jawab bawahan terhadap atasan, tanggung jawab yang tua terhadap anak-anak dan sebaliknya, tanggung jawab antara teman, kaum muslim, anak yatim, dan para janda, dan tanggung jawab guru terhadap murid atau tanggung jawab murid terhadap guru, dan masih banyak lagi bentuk dari tanggung jawab.
f.      Tanggung jawab  manusia terhadap Alam.
Manusia di takdirkan oleh Allah sebagi khalifah di muka bumi. Sebagai khalifah manusia harus mampu mengelola alam, khususnya bumi dimana manusia tinggal.  Allah telah menciptakan alam ini dan telah memberikan kemampuan kepada manusia untuk menyingkap berbagai rahasia alam, dan memanfaatkannya untuk memnagun alam dan kehidupannya yang lebih baik.  Allah telah berfirman : “ allah-lah yang menundukkan lautan untukmu supaya kapa-kapal dapat berlayar padanya dengan seizin-Nya, dan supaya kamu dapat mencari sebagian karunia-Nya dan mudah-mudahan kamu bersyukur. Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya ( sebagai rahmat ) dari-Nya . Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir “. ( QS. A-Jatsiyah : 12-13 )
Allah telah menciptakan langit dan bumi dan segala sesuatu yang ada padanya , seperti gunung, sungai, berbagai macam bahan tambang dan benda logam, berbagai jenis pohon dan tumbuhan, dan berbagai jenis binatang daratan maupun lautan, baik yang jinak maupun yang buas, untuk dimanfaatkan oleh manusia. Allah SWT telah menciptakan alam semesta dengan susunan yang sangat teliti. Hal tersebut merupakan tanggung jawab besar pada pundak manusia. Oleh karena itu, manusia harus menghargai segala nikmat Allah dan menggunakannya pada tempatnya.
Manusia harus menganggap barang tambang itu sebagai nikmat dari Allah, yang telah diciptakan  untuk dimanfaatkan oleh mereka , bukan untuk di hambur-hamburkan dan disia-siakan, dan air, udara, tumbuhan, dan laut sebagai lingkungan hidup bagi seluruh manusia dan hewan yang harus di jaga dari segala macam bentuk perusakan dan pencemaran.
Seandainya manusia tidak memeliharanya, tidak menjaga keseimbangan sistem lingkungan, akan timbul bencana bagi kehidupan manusia itu sendiri dan segala bencana itu merupakan peringatan  dari Allah kepada manusia . Hal tersebut secara tertulis di nyatakan dalam Al-Qur’an”Telah lahir lah bencana di darat dan di laut, karena ulah tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada sebagian mereka dari balasan perbuatan yang mereka perbuat, mudah-mudahan mereka kembali ( bertaubat) “. ( QS. Al-Rum : 41 )8[3]
D. Cara Membangun Sikap Tanggung Jawab
Cara membangun sikap tanggung jawab yaitu diantaranya :
                                       1.   Berikan tugas-tugas kecil pada anak, siswa, atau karyawan anda.
                                       2.            Kerjakan sesuatu sampai tuntas.
                                       3.            Rapikan tempat bermain, belajar, bekerja selepas anda melakukan aktivitas.
                                       4.            Mintalah maaf bila anda melakukan suatu kesalahan.
                                       5.            Laporkanlah hasil kerja anda setiap menyelesaikan sebuah pekerjaan atau tugas yang diamanahkan pada diri anda.
Sikap tanggung jawab harus dilatih dalam setiap pribadi sehingga terbiasa untuk menunjukkan kinerja terbaik sebagai bagian pemenuhan amanah yang telah di embankan atas dirinya. Beberapa ciri orang yang bertanggung jawab antara lain :
a)    Selalu mengerjakan pekerjaan atau tugas dengan cara terbaik, maksimal, dan penuh semangat. Bukan melakukan sesuatu yang di bebankan atas denan asal jadi melainkan berkomitmen untuk memberikan hasil yang terbaik sebagai bagian dari citra dirinya atas amanah yang di terimanya.

b)    Tidak mudah menyalahkan oang lain atas kesalahan dan kegagalan dalam pekerjaan yang menjadi amanah atas dirinya.
Segala kesalahan yang terjadi di pahaminya sebagai kesalahan pribadi bukan kesalahan orang lain sebagai akibat kurang optimalnya dirinya dalam mengelola potensi yang ada  ( diri atau lingkungan), kemudian dengan penuh semangat berupaya untuk melakukan perbaikan dan pengembangan yang lebih baik di masa yang akan datang.
c)    Selalu mengerjakan tugas atau pekerjaan yang di embankan pada dirinya dengan penuh kesungguhan , semangat, dan mengoptimalkan semua potensi yang di miliki, serta mengerjakannya hingga tuntas dan tidak suka meninggalkan pekerjaan di “ tengan jalan “.
d)   Membiasakan diri untuk selalu bersemangat dalam mewujudkan apapun serta menjauhkan diri dari sikap santai dan bermalas-malasan dalam menjalankan amanah atas dirinya.9
e)    Selain itu, cara membangun sikap tanggung jawab kepada diri anak yaitu, berikan anak kebebasan untuk memilih, maksudnya sebelum kita memberikan tanggung jawab kepada anak-anak  dan membiasakannya, maka terlebih dahulu mereka harus mempunyai kesiapan untuk memikul beban tanggung jawab. Untuk itu, mereka membutuhkan kebebasan bergerak. Biasanya berbagai perilaku yang salah yang muncul dalam diri anak-anak penyebabnya adalah karena mereka tidak mempunyai kebebasan untuk memilih berbagai aktivitas dan program kegiatan mereka. Orang tualah yang menentukan aktivitas dan program kegiatan mereka, mengarahkan anak-anak sesuai dengan maksud dan tujuan mereka.
Para orang tua yang mempraktekkan perilaku yang otoriter terhadap anak-anak mereka, akan gagal dalam melatih anak-anak mereka untuk memikul beban tanggung jawab , dan anak-anak akan menyerahkan tanggung jawab kepada orang tua ketika dia mengalami kegagalan, dan dia lari menyelamatkan dirinya. Yang paling penting adalah berikan anak kebebasan dan kepercayaan , dan menghindari untuk menolongnya ketika muncul berbagai kendala dalam kehidupannya, berikan kesempatan baginya untuk menghadapi berbagai kendala dalam kehidupannya, berikan kesempatan baginya untuk menghadapi berbagai persoalannya sendiri, dan mencari cara yang tepat untuk menanganinya.


Yang paling baik adalah apabila kita biarkan dia menyelesaikan apa yang sedang dia lakukan, tanpa ada campur tangan diri kita, kecuali apabila dia telah berkali-kali mencoba untuk menyelesaikan persoalannya akan tetapi dia tetap tidak berhasil, maka kita berikan dia kunci jalan keluar, dan kita berikan bantuan kepadanya berupa isyarat bukan dengan cara terang-terangan  dan langsung. Dengan cara yang seperti itu, kita menghindari anak dari ketergantungan kepada keluarganya, dan sengaja memberikan tanggung jawab kepadanya untuk berusaha mencari jalan keluar yang tepat bagi persoalannya. Dengan memberikan anak kebebasan untuk memilih, menjadikan dia mampu untuk mengambil keputusan sendiri, meskipun terkadang dia melakukan beberapa kesalahan . yang terpenting , dia mampu melewati permasalahannya , dan dia dapat menyelami dasar dirinya dalam rangka mencari lebih banyak lagi sumbangsih yang akan dia berikan  dari dalam  dirinya. Dengan begitu , lahir dalam dirinya rasa percaya diri dan perasaan berhasil. Yang dapat memberikan perasaan yang seperti itu pada seseorang adalah apabila dia berhasil dalam melaksanakan tugasnya, dan berhasil mengatasi berbagai kesulitan yang di hadapi dalam pekerjaanya.
Para ibu yang melarang anaknya melaksanakan berbagai tanggung jawab, mereka mengira bahwa dengan begitu mereka telah membebaskan anak-anak mereka dari tanggung jawab, demi memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk bermain dan menikmati masa kanak-kanak mereka. Pemahaman seperti itu perlu ditinjau kembali, karena menyebabkan kemampuan dan perkembangan kepribadian anak terganngu, yang membuat si anak selalu tergantung  kepada orang lain untuk melaksanakan keperluannya, dan tidak mampu menanngung beban tanggung jawab dan keberhasilannya di masa depan.  Jika seorang bapak ingin menugaskan anaknya untuk belajar , maka jangan memaksanya untuk belajar, maka jangan memaksanya untuk belajar di waktu yang tidak di inginkan oleh anak, akan tetapi pilih waktu belajar-nya diantara waktu setelah dia pulang sekolah atau pada waktu sore hari. Bisa juga di berikan kebebasan baginya untuk membuat jadwal yang sesuai dengan masa waktu yang dia pandang bahwa dia mampu untuk belajar dengan baik pada saat itu.






Jadi, dengan menegembangkan jiwa tanggung jawab yang hakiki dalam diri anak, menjadikan orang tua terhindar dari menggunakan perintah-perintah yang keras dalam menghadapi anak-anak, seperti “ jangan nyalakan televisi “ dan berbagi perintah yang lainnya untuk mempengaruhi bentuk hubungan antara orang tua dan anak. Maka dari itu, berikan kesempatan kepada anak untuk memilih pekerjaan yang akan mereka lakukan , jadikan mereka suka untuk melaksanakan apa yang  telah mereka pilih, sehingga mereka merasa bahagia karena mereka melakukan sesuatu bukan atas dasar perintah dan terpaksa demi melaksanakan apa yang dikatakan oleh orang tua mereka.10

E. Disipin dan Pendidikan Disiplin
Disipin diri adalah sebuah cara untuk membuat impian seseorang menjadi kenyataan., dan merupakan cara untuk mengubah kelemahan menjadi kekuatan. Disiplin diri merupakan suatu siklus kebiasaan yang kita lakukan secara berulang-ulang dan terus menerus secara berkesinambungan sehingga menjadi suatu hal yang biasa kita lakukan. Disiplin diri dalam melakukan suatu tindakan yang dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan akan menjadi suatu kebiasaan yang mengarah pada tercapainya keunggulan. Keunggulan membuat kita memiliki kelebihan yang dapat kita gunakan untuk meraih tujuan hidup yang menentukan masa depan kita.
 Sikap disiplin dapat mengantarkan seseorang pada jalan kesuksesan, karena orang yang beridisiplin akan bersikap teguh dalam menjalani niat dan cita-cita yang  ingin diraihnya. Disipin mampu menjaga agar setiap tindakan yang di lakukan tetap berada pada jalan menuju tujuan akhir yang ingin di capai, bahkan mampu menjaga tujuan akhir itu sendiri.  Kedisiplinan akan terbangun dengan niat yang kuat, motivasi yang utuh dan sungguh-sungguh, serta kesadaran akan alasan dari penetapan tujuan akhir yang ingin di capai. Sementara ketidaksiplinan akan menjadikan jalan menuju tujuan akhir semakin jauh dan berliku karena sikap yang tidak konsisten, bahkan dapat mendatangkan malapetaka bagi dirinya.  Mereka yang tidak berdisiplin di jalan raya akan mengalami kecelakaan, eorang pengusaha yang tidak berdisiplin dalam menjalankan roda bisnis dan keuangan usaha akan menemui jalan kegagalan. Demikianlah kedisiplinan menjadi kunci utama dalam menggapai sukses dari sikap tindakan dan profesi apapun.

Sikap disiplin merupakan proses hasil dari  sebuah perjalanan waktu. Artinya sikap itu muncul berkaitan dengan bagaimana seseorang menggunakan waktunya dengan baik untuk tetap menjalankan setiap tindakannya sesuai dengan apa yang ingin di capai dari tujuan yang telah di tetapkan. Sehingga sikap itulah yang kemudian menjadi kebiasaan hidup. 11[4]
Pembentukan dan perkembangan kepribadian seseorang, terutama pada periode sampai usia limatahun sanat penting, dan ini dapat dilatih melalui serangkaian program, seperti bersosialsasi, juga menyangkut rasa percaya diri, prestasi, rasa bangga, disiplin, mandiri dan tanggung jawab. Disiplin dan mandiri, dapat menghasilkan daya kreatifitas yang sangat berarti apabila hal ini di pupuk sejak usia dini. Disiplin yang terbaik untuk di tanamkan  dalam usia ini, ajarkanlah anak-anak mulai mengucapkan kata-kata thoyyibah , misalnya Bismilah dan lain sebagainya. Biasakanlah menerima segala sesuatu dari orang lain dengan tangan kanan. Kebiasaan tersebut di atas sangat baik untuk ditanamkan kepada anak-anak sebagai perilaku disiplin, hingga anak mencapai usia tujuh tahun, yakni ketika anak mulai mengerjakan shalat. Karena dengan di mulainya mengerjakan shalat pada usiaini, maka anak mulai di tanamkan untuk menghargai waktu. Selain menghargai waktu, dengan mengerjakan shalat anak-anak akan terbiasa dengan sikap disiplin sebagai berikut :
                                1.          Bersih, yaitu bersuci dengan wudhu, membersihkan muka, tangan dan            kaki,dan sebagainya.
                                2.          Belajar menutup aurat dan Menghormati pimpinan atau imam.
                                3.          Mengingat Allah yang dapat memberikan ketenangan pikiran yang sangat   berguna terutama bagi remaja.
                                4.           Shalat sesungguhnya mencegah orang yang berbuat kejahatan dan larangan          ( yang mungkar ) . 12

E.     Cara Melatih Sikap Disiplin
Hal yang perlu diperhatikan agar muncul sikap disiplin, adalah memiliki beberapa kompetensi sikap sebagaimana berikut :
                                1.          Kejelasan tujuan yang akan diraih. Semakin jelas sebuah tujuan maka akan mampu mengarahkan anda pada sebuah sikap yang harus teru secara konsisten dibangun walau banyak rintangan yang muncul dalam perjalanan itu.
                                2.          Memiliki niat yang kuat untuk mencapai tujuan. Niat atau dorongan hati aan menjadikan kita terus melakukan apa yang kita yakini dalam niat itu. Dorongan hati untuk mengejar impian itulah yang akan dengan sendirinya mendisiplinkan diri kita, agar terus berupaya menapaki jalan menuju impian itu. Disiplin jalan yang harus di lalui oleh mereka yang mendambakan menjadi sang pemenang kehidupan .
                                3.           Penetapan skala prioritas. Seseorang yang berkeinginan kuat untuk mencapai impian, maka harus memiliki sebuah sikap secara seektif, dan tidak sembarangan mempergunakan waktunya. Kita  harus memilih sebuah tindakan mana yang dapat mengantarkan pada tujuan pencapaian dan mana yang malah menjauhkan dari tujuan pencapaian itu.
                                4.          Tekun dan sabar dalam menapaki jalan sukses yang di yakini. Ketekunan dan kesabaran akan membuahkan hasil yang gembilang, karena ketekunan akan membuat seseorang bersedia untuk terus belajar dari sebuh kesalahan dan kegagalan. Beragam masalah  yang menghadang akan  dinilai sebagai sebuah cara untuk meningkatkan kompetensi dan kemampuan dalam menggapai mimpi yang di inginkannya. Demikianlah kekuatan kesabaran dan ketekunan akan mampu membuka pintu kesuksesan bagi siapa saja yang menapakinya. Jadi, untuk melatih anak perlu menanamkan sikap sabar dan tekun karena akan membuka jalan kesuksesan.13





        III.     Kesimpulan
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya. Sebagaimana di jelaskan di dalam kitab suci  Al-qur’an “ apakah manusia itu akan di biarkan begitu saja ( tanpa pertanggung jawaban) ? ” ( Qs. Al-qiyamah : 36 ). Dan dalam kehidupan sehari-hari bertanggung jawab pada umumnya di artikan sebagai “ berani menanggung risiko       ( akibat ) dari suatu perbuatun atau tindakan yang di lakukan “.
Pentingnya tanggung jawab di dalam diri seseorang adalah agar orang tersebut tidak mengalami kegagalan atau kerugian untuk dirinya maupun orang lain. Karena dengan adanya tanggung jawab, kita akan mendapatkan hak kita seutuhnya. Tanggung jawab erat kaitannya dengan kewajiban. Kewajiban adalah sesuatu yang di bebankan terhadap seseorang. Kewajiban merupakan bandingan terhadap hak, dan dapat juga tidak mengacu kepada hak. Maka tanggung jawab dalam hal ini adalah tanggung jawab terhadap kewajibannya. Status dan peranan menentukan kewajiban seseorang . kewajiban di bagi menjadi dua bagian, yaitu : Kewajiban terbatas  dan Kewajiban tidak terbatas. Problema utama yang di rasakan pada zaman sekarang, sehubungan dengan masalah tanggung jawab, adalah berkaratnya atau rusaknya perasaan moral dan rasa hormat diri terhadap pertanggung jawaban.
Menurut sifat dasarnya manusia dalah makhluk bermoral tetapi manusia juga seorang pribadi. Karena merupakan seorang pribadi maka manusia mempunyai pendapat sendiri, angan-angan itu manusia berbuat atau bertindak. Dalam hal ini manusia tak luput dari kesalahan, kekeliruan, baik di sengaja maupun tidak., oleh karena itu dalam hal ini manusia harus bertanggung jawab baik kepada dirinya sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa dan Tuhan. Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional di sebutkan bahwa tujuan pendidikan adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.



Guru bertanggung jawab agar anak menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta menjadikan anak didiknnya menjadi manusia yang berakhlak mulia, manusia sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan di harapkan akan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Sedangkan Cara membangun sikap tanggung jawab  yaitu diantaranya :
                                       1.            Berikan tugas-tugas kecil pada anak, siswa, atau karyawan anda.
                                       2.            Kerjakan sesuatu sampai tuntas.
                                       3.            Rapikan tempat bermain, belajar, bekerja selepas anda melakukan aktivitas.
                                       4.            Mintalah maaf bila anda melakukan suatu kesalahan.
                                       5.            Laporkanlah hasil kerja anda setiap menyelesaikan sebuah pekerjaan atau tugas yang diamanahkan pada diri anda.
Disiplin diri merupakan suatu siklus kebiasaan yang kita lakukan secara berulang-ulang dan terus menerus secara berkesinambungan sehingga menjadi suatu hal yang biasa kita lakukan. Sikap disiplin dapat mengantarkan seseorang pada jalan kesuksesan, karena orang yang beridisiplin akan bersikap teguh dalam menjalani niat dan cita-cita yang  ingin diraihnya. Hal yang perlu diperhatikan agar muncul sikap disiplin, adalah memiliki beberapa kompetensi sikap sebagaimana berikut :
                                1.          Kejelasan tujuan yang akan diraih. Semakin jelas sebuah tujuan maka akan mampu mengarahkan anda pada sebuah sikap yang harus teru secara konsisten dibangun walau banyak rintangan yang muncul dalam perjalanan itu.
                                2.          Memiliki niat yang kuat untuk mencapai tujuan. Niat atau dorongan hati aan menjadikan kita terus melakukan apa yang kita yakini dalam niat itu.
                                3.           Penetapan skala prioritas. Seseorang yang berkeinginan kuat untuk mencapai impian, maka harus memiliki sebuah sikap secara selektif, dan tidak sembarangan mempergunakan waktunya.
                                4.           Tekun dan sabar dalam menapaki jalan sukses yang di yakini, karena ketekunan akan membuat seseorang bersedia untuk terus belajar dari sebuh kesalahan dan kegagalan.

       


DAFTAR PUSTAKA

Hasan , Maimunah. 2001, Membangun Kreativitas Anak Secara Islami ,Yogyakarta : Bintang Cemerlang
Misbah Utsman, Akram. 2005, 25 Kiat Membentuk Anak Hebat, Jakarta : Gema Insani Press
Munir,Abdullah,dkk. 2010, Pendidikan Karakter , Yogyakarta : Pustaka Insan Madani
Sadulloh,Uyoh,dkk. 2010, Pedagogik . Bandung : Alfabeta
Saleh, Muwafik. 2012, Membangun Karakter dengan Hati Nurani , Jakarta: Erlangga
Samani Muchlas, Hariyanto.  2011, Pendidikan  Karakter, Bandung : Remaja Rosdakarya
Sears, William.2004, Peranan Orang Tua dalam Mewujudkannya, Jakarta : Emerald Publishing
Widagdho , Djoko. 1988, Ilmu Budaya Dasar , Jakarta : Bumi Aksara



[1]  Hariyanto Samani Muchlas, Pendidikan  Karakter, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2011) , hlm 2.
                2  Drs. Uyoh Sadulloh,dkk. Pedagogik , (Bandung : Alfabeta, 2010) , hlm 175-176.
                3 Abdullah Munir,dkk. Pendidikan Karakter , (Yogyakarta : Pustaka Insan Madani , 2010), hlm 90-91.
                 Muwafik Saleh. Membangun Karakter dengan Hati Nurani , (Jakarta: Erlangga ,2012), hlm 320-32.

5 Djoko Widagdho. Ilmu Budaya Dasar , ( Jakarta : Bumi Aksara ,1988), hlm144-146 .

6 William Sears. Peranan Orang Tua dalam Mewujudkannya, (Jakarta : Emerald Publishing,2004),hlm 400.

                7 Djoko Widagdho. Ilmu Budaya Dasar , ( Jakarta : Bumi Aksara,1988), hlm 400
                8 Drs. Uyoh Sadulloh dkk. Pedagogik , ( Bandung : Alfabeta, 2010), hlm 179-183.
                9 Muwafik Saleh . Membangun Karakter dengan Hati Nurani , (Jakarta: Erlangga, 2012) , hlm 321-322


                10  Akram Misbah Utsman . 25 Kiat Membentuk Anak Hebat, ( Jakarta :  Gema insani press, 2005), hlm 169-171.

11 Muwafik Saleh . Membangun Karakter dengan Hati Nurani , (Jakarta: Erlangga, 2012), hlm 296-300

                12 Maimunah Hasan . Membangun Kreativitas Anak Secara Islami , ( Yogyakarta : Bintang Cemerlang , 2001), hlm 50-54.

                13 Muwafik Saleh  Membangun Karakter dengan Hati Nurani , (Jakarta: Erlangga,2012 ), hlm 300-302.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar